Bisnis.com, JAKARTA— PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk. (BTEK) berencana melakukan pemecahan saham (stock split)dengan rasio 1:5.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang dipublikasikan Kamis (13/10/2016), perseroan menyatakan berencana melakukan stock split dengan tujuan menambah likuiditas saham perseroan di pasar karena perusahaan beranggapan bahwa selain kinerja perusahaan, likuiditas saham juga menjadi perhatian investor.
Perseroan berasumsi, dengan rasio 1:5 akan berdampak positif terhadap perputaran saham di pasar dan harga saham lebih terjangkau masyarakat. Selain rencana stock split ini, perseroan belum berencana melakukan aksi korporasi yang lainnya.
Sebelumnya, BTEK melakukan penambahan modal melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue untuk akuisisi calon entitas anak dengan menerbitkan saham baru sebanyak 4,85 miliar saham. Pada 16 September 2016, saham baru tersebut dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Penggunaan dana hasil HMETD setelah dikurangi biaya emisi saham rencananya sekitar 95,81% atau sejumlah Rp4,65 triliun digunakan untuk membeli saham Golden Harvest Cocoa Ltd. (GHCL). Sementara sisa dana lainnya digunakan untuk modal kerja perseroan dan entitas anak.