Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pembagian Dividen Interim, Grup Ciputra Paling Royal

Perusahaan konglomerasi Grup Ciputra pada tahun ini menjadi emiten paling rajin membagikan dividen dari total Rp89,31 triliun.
./.
./.

Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan konglomerasi Grup Ciputra pada tahun ini menjadi emiten paling rajin membagikan dividen dari total Rp89,31 triliun.

Dari catatan Bisnis.com hingga Kamis (6/10/2016), total dividen tunai yang dibagikan emiten yang tercatat di lantai bursa pada tahun buku 2015 mencapai Rp82,98 triliun. Sedangkan, dividen interim tahun buku 2016 yang ditebar oleh 21 emiten mencapai Rp6,32 triliun.

Bila dibandingkan dengan tahun lalu, pembagian dividen interim tahun ini masih terbilang minim. Periode 2015, tak kurang dari 26 emiten menebar dividen interim senilai Rp10,52 triliun.

Grup Ciputra terdiri dari PT Ciputra Development Tbk. (CTRA), PT Ciputra Surya Tbk. (CTRS), dan PT Ciputra Property Tbk. (CTRP). Ketiga emiten itu tahun ini menebar dividen tunai 2015, dividen saham, dan dividen interim.

Total dividen tunai yang dibagikan ketiga emiten milik Ciputra itu mencapai Rp160,31 miliar untuk tahun buku 2015. Kemudian, ketiga emiten itu juga menebar dividen saham dengan keseluruhan mencapai 183,47 juta lembar saham.

Teranyar, tiga emiten Grup Ciputra itu membagikan dividen interim tahun buku 2016 senilai total Rp54,77 miliar. Menyusul Ciputra, Grup Astra juga rajin menebar dividen tunai dan interim pada tahun ini.

Grup yang dimotori oleh PT Astra International Tbk. (ASII) itu menebar dividen interim senilai total Rp3,03 triliun. Dividen interim dibagikan oleh enam entitas afiliasi Astra yang sebelumnya juga menebar dividen tunai tahun buku 2015.

Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai pembagian dividen interim yang lebih rendah dari tahun lalu, bukan berarti kinerja emiten memburuk. Tetapi, korporasi memilih lebih berhati-hati dalam menggunakan keuntungan perusahaan.

"Tahun ini emiten memiliki lebih banyak kesempatan untuk berinvestasi, mereka menunda membagikan dividen dan berhati-hati," ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Kamis (6/10/2016).

Dia menyebut emiten-emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia memandang kondisi ekonomi pada periode mendatang akan lebih menantang. Akhirnya, perseroan memutuskan untuk menumpuk kas internal.

Perseroan mengantisipasi apabila terjadi kejadian luar biasa di masa mendatang agar dapat bertahan. Investasi yang dilakukan melalui laba ditahan dinilai dapat membuat persiapan ke depan yang lebih matang.

Penundaan dividen, katanya, bukan menunjukkan terjadi kontraksi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada tahun ini. Namun sebaliknya, emiten-emiten diproyeksi masih akan mengantongi pertumbuhan laba bersih seperti pada sektor perbankan dan consumer goods.

Bagi investor, sambungnya, yield dividen akan menarik apabila lebih tinggi dari 3%. Pelaku pasar akan mengambil posisi beli jika yield dividen yang dibagikan masih menguntungkan.

Menurut dia, pembagian dividen akan menjadi bonus pendapatan bagi pelaku pasar. Tetapi, pembagian dividen juga kerap kali diapresiasi negatif oleh pelaku pasar.

Contohnya saja saat Grup Astra membagikan dividen interim tahun buku 2016. Kebijakan pembagian dividen interim itu dinilai tidak seperti yang diinginkan oleh investor.

"Pelaku pasar mengambil posisi jual seperti di UNTR dan ASII karena pemodal asing enggak suka dengan besaran atau kebijakan dividen itu," tuturnya.

Bagi pemodal domestik, katanya, sebaran dividen akan menjadi pemanis untuk mengambil posisi beli saham. Bagi trader, dividen bukanlah tujuan utama dalam berinvestasi di pasar modal.

Diprediksi, sejumlah sektor masih akan meraup keuntungan dan menebarkan dividen tahun buku 2016. Sektornya adalah perbankan, consumer goods, pertambangan batu bara, dan sektor lainnya.

Enam emiten entitas Grup Astra pada tahun ini membagikan dividen interim, yakni PT Astra International Tbk. (ASII), PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI), PT United Tractors Tbk. (UNTR), PT Acset Indonusa Tbk. (ACST), PT Astra Otoparts Tbk. (AUTO), dan PT Astra Graphia Tbk.(ASGR).

Iwan Hadiantoro, Direktur PT United Tractors Tbk., mengatakan keputusan sirkuler perseroan sebagai pengganti keputusaan yang diambil dalam direksi rapat direksi yang ditandatangani pada 16 September 2016, dan telah mendapatkan persetujuan dari dewan komisaris pada 21 September 2016.

"Telah memutuskan bahwa perseroan akan membagikan dividen interim tahun buku 31 Desember 2016 kepada pemegang saham senilai Rp143 per lembar," katanya.

Manajemen emiten bersandi saham UNTR akan membagikan dividen interim senilai Rp533,39 miliar bagi 3,73 miliar lembar saham. Pembayaran dividen dijadwalkan pada 17 Oktober 2016.

Sementara sang induk usaha, ASII membagikan dividen Rp2,22 triliun untuk 40,48 miliar lembar saham. Manajemen Astra membagikan dividen interim senilai Rp55 per lembar.

Anak usaha Astra yang bergerak di sektor perkebunan, PT Astra Agro Lestari Tbk. membagikan dividen interim Rp190,54 miliar untuk 1,92 miliar lembar saham. AALI membagikan dividen Rp99 per lembar untuk tahun buku 2016.

Adapun, cucu usaha Astra dari United Tractors, PT Acset Indonusa Tbk. membagikan dividen interim Rp7,7 miliar untuk 700 juta lembar saham. ACST bakal menebar dividen senilai Rp11 per lembar saham.

Secara konsolidasi, Astra International pada paruh pertama tahun ini mengalami penurunan pendapatan dan laba bersih masing-masing 5% dan 12% jika dibandingkan dengan semester I/2015. Pendapatan bersih yang dibukukan mencapai Rp88,2 triliun, dengan laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp7,11 triliun.

Tidak hanya Grup Astra, empat emiten lainnya juga rajin menebar dividen tunai tahun buku 2015 dan dividen interim 2016. Masing-masing PT Multi Bintang Indonesia Tbk. (MLBI) senilai Rp200,16 miliar dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) senilai Rp428,14 miliar.

Kemudian, PT Selamat Sempurna Tbk. (SMSM) dengan dividen interim senilai Rp71,98 miliar. Terakhir, PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA) senilai Rp279,31 miliar.

Suresh Vembu, Direktur & Corporate Secretary AKR Corporindo, mengatakan pada tahun ini perseroan menargetkan dapat membukukan pertumbuhan pendapatan 12%-15% menjadi Rp22,13 triliun-Rp22,72 triliun. Belanja modal (capital expenditure/Capex) yang dialokasikan perseroan mencapai Rp500 miliar-Rp700 miliar dari kas internal.

Rencananya, perseroan bakal membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sebanyak 20-25 unit sepanjang 2016, lebih rendah dari target awal 40 unit SPBU. "Kami sudah buka 129 unit pom bensin. Tahun ini mau buka 20 unit baru, mudah-mudahan kami bisa buka beberapa lagi di beberapa tempat di Indonesia."

Di sisi lain, manajemen emiten alat berat PT Hexindo Adiperkasa Tbk. (HEXA) membagikan dividen dengan nilai US$106 juta setara dengan Rp1,37 triliun.

Pembagian dividen diputuskan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS). Laba bersih perseroan senilai US$7,51 juta dan saldo laba ditahan US$188,32 juta akan digunakan untuk pembagian dividen dan laba ditahan.

Dividen tunai tahun buku 31 Maret 2016 mencapai US$0,0071 per saham bagi 840 juta saham, dengan total US$5,96 juta. Dividen itu memiliki rasio 79% dari laba bersih dan sisanya US$1,55 juta digunakan untuk laba ditahan.

Kemudian, dividen tunai dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya senilai US$0,1191 per saham akan dibayarkan bagi 840 juta saham dengan total US$100,04 juta. Dividen itu memiliki rasio 53% dari saldo laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya.

Sisa laba ditahan tersebut senilai US$88,28 juta tetap digunakan sebagai laba ditahan yang belum ditentukan penggunaannya. Total dividen tunai yang akan dibagikan senilai US$0,1262 per saham sebesar US$106 juta.

Pembagian dividen akan dilakukan pada 28 Oktober 2016 dengan recording date pada 7 Oktober 2016. RUPS yang digelar pada 27 September itu juga menyetujui pengangkatan kembali jajaran direksi dan komisaris perseroan.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper