Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat mendekati US$50 per barel setelah data pemerintah AS menunjukkan bahwa stok minyak mentah turun pekan lalu.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman November naik US$1,14 atau 2,3% ke US$49,83 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Desember naik 99 sen atau 1,9% ke US$ 51,86 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Berdasarkan data Badan Administrasi Energi AS, persediaan minyak tergelincir 2,98 juta barel ke 499,7 juta barel dalam pekan yang berakhir 30 September. Angka ini jauh di bawah estimasi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan kenaikan 1,5 juta barel.
"Ini adalah penurunan pasokan mingguan kelima berturut-turut, yang sangat mendukung pasar," kata Chip Hodge, managing director senior John Hancock, seperti dikutip Bloomberg.
Ia melanjutkan, penurunan cadangan minyak mentah ini sangat baik, terutama mengingat baru-baru ini cadangan berada pada level yang tinggi.
Minyak telah menguat lebih dari 10% sejak Organisasi Negara Pengekspor Minyak pekan lalu sepakat untuk memangkas produksi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir.
OPEC akan memutuskan kuota untuk masing-masing anggota pada pertemuan resmi di Wina pada 30 November mendatang.
Sementara itu, Badai Matthew yang sedang menuju AS diperkirakan dapat mengganggu pengiriman bahan bakar dari East Coast.