Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan harga minyak mentah dunia terpantau positif pada perdagangan di Asia hari ini, Rabu (28/9/2016), pasca laporan data industri yang menunjukkan penurunan tak terduga stok minyak mentah AS.
Namun, pergerakan positifnya dibatasi oleh kekhawatiran terhadap tidak tercapainya kesepakatan di antara negara penghasil minyak dalam pertemuan OPEC hari ini untuk membicarakan pembatasan produksi, yang turut menyebabkan anjloknya harga pada sesi perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak WTI kontrak November naik 0,18% atau 0,09 poin ke US$44,75 per barel pada pukul 12.55 WIB, setelah dibuka dengan penguatan 0,65% ke posisi US$44,96.
Pada saat yang sama, patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November menguat 0,44% atau 0,20 poin ke level US$46,17, setelah dibuka dengan kenaikan 0,37% atau 0,17 poin di level 46,14.
Pada perdagangan Selasa (27/9), harga minyak WTI kontrak November ditutup drop 2,74% atau 1,26 poin ke US$44,67, sedangkan patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November berakhir anjlok hampir 3% ke US$45,97 per barel.
Menurut data American Petroleum Institute (API), seperti dilansir Reuters hari ini, stok minyak mentah AS turun 752.000 barel menjadi 506,4 juta barel untuk sepanjang pekan yang berakhir pada 23 September.
Jumlah penurunan yang tak terduga tersebut meleset dari prediksi para Analis dalam survey Reuters dengan kenaikan sebesar 2,8 juta barel.
“Harga [minyak mentah] bisa mendapatkan dukungannya dari data persediaan AS. Harga dapat naik namun tetap di bawah level-level sebelumnya,” ujar Vyanne Lai, Analis minyak di National Australia Bank, Melbourne.