Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja mata uang ringgit Malaysia dilaporkan mencapai level terlemah dalam tiga bulan terhadap dolar AS, menyusul penurunan tajam harga minyak mentah yang menghempaskan prospek untuk Malaysia yang ekonominya bergantung pada ekspor energi.
Nilai tukar ringgit terpantau melemah 0,36% ke posisi 4,1405 per dolar AS pada pukul 09.47 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,24% di level 4,1355.
Seperti dilansir Bloomberg hari ini (Rabu, 28/9/2016), ringgit mengalami pelemahan terbesar di antara mata uang pasar negara berkembang (emerging markets) setelah harga minyak mentah meluncur hampir 3% pada perdagangan kemarin di tengah meredupnya kesepakatan pembatasan produksi dalam pertemuan para menteri negara-negara OPEC hari ini.
“Ringgit melemah akibat anjloknya harga minyak mentah,” ujar Khoon Goh, Kepala riset regional di Australia & New Zealand Banking Group Ltd., Singapura.
Harga minyak WTI kontrak November kemarin ditutup drop 2,74% atau 1,26 poin ke US$44,67, sedangkan patokan Eropa minyak Brent untuk kontrak November berakhir anjlok hampir 3% ke US$45,97 per barel.
Sementara itu pada pk 10.05 WIB, baht Thailand (-0,08), dolar Singapura (-0,07%), rupiah (+0,23%), peso Filipina (+0,17%).