Bisnis.com, JAKARTA– Pergerakan harga tembaga kontrak Desember 2016 terpantau berbalik menguat pada perdagangan siang ini, Jumat (23/9/2016), sejalan dengan kembali melemahnya dolar Amerika Serikat.
Harga tembaga berbalik menguat hingga 0,14% atau 0,30 poin ke US$219,75 per pound pada pukul 14.21 WIB, setelah dibuka dengan pelemahan 0,27% di posisi US$218,85 per pound.
Pada saat yang sama, indeks dolar AS yang mengukur pergerakan dolar terhadap sejumlah mata uang utama terpantau turun tipis 0,03% atau 0,033 poin ke level 95,415 setelah sempat mengalami penguatan.
Pergerakan dolar kembali melemah siang ini, dua hari setelah bank sentral AS Federal Reserve memutuskan untuk menahan diri menaikkan suku bunga acuannya serta menurunkan prospek kenaikan suku bunga dalam jangka panjang.
“Pelemahan dolar AS dapat berlanjut beberapa pekan ke depan, kami kira sekitar dua bulan,” ujar Hans Redeker, Kepala Strategi Mata Uang Global Morgan Stanley seperti dilansir Bloomberg, Jumat (23/9/2016).
Seperti diketahui, pelemahan dolar berpotensi mendorong permintaan untuk komoditas dengan membuat nilainya menjadi terjangkau bagi para pembeli yang membayar dalam mata uang lainnya.
Sejalan dengan tembaga, pergerakan harga nikel dan timah di Shanghai Futures Echange juga terlihat menguat pada perdagangan hari ini.
Harga nikel untuk kontrak Januari 2017 ditutup menguat 0,81% atau 660 poin ke 82.180 yuan/metrik ton setelah dibuka dengan kenaikan 0,91% atau 740 poin di level 82.260.
Adapun, harga timah kontrak Januari 2017 berakhir naik tajam 1,09% atau 1.360 poin ke 126.670 yuan/metrik ton.
Pergerakan tembaga di Comex (Commodity Exchange) untuk kontrak Desember 2016:
Tanggal | Level | Perubahan |
23/9/2016 (Pk. 14.21 WIB) | 219,75 | +0,14% |
22/9/2016 | 219,45 | +1,83% |
21/9/2016 | 215,50 | -0,46% |
20/9/2016 | 216,50 | +0,39% |
19/9/2016 | 215,65 | -0,16% |
Sumber: Bloomberg