Bisnis.com, JAKARTA—Harga minyak jatuh ke posisi terendah dalam sebulan setelah Libya dan Nigeria bersiap mengirim kembali minyaknya, menambah pasokan minyak dunia yang saat ini sudah surplus.
Libya dan Nigeria diketahui sedang mempersiapkan diri mengekspor minyak yang lebih besar setelah sempat berkurang karena terkendala konflik di dalam negeri. Bloomberg melaporkan Sabtu (17/9/2016), kapal tanker dari pelabuhan utama Libya akan mengisi muatan pada 18 September 2016, pertama kalinya dalam dua tahun terakhir.
International Energy Agency sebelumnya telah mengatakan surplus minyak bakal bertahan lebih lama dibandingkan perkiraan. Harga minyak sudah mengalami fluktuasi sejak bulan lalu di tengah spekulasi bahwa OPEC dan Rusia sepakat melakukan langkah-langkah yang dibutuhkan untuk menstabilkan pasar pada pertemuan di Aljazair, yang bakal digelar pada 27 September 2016.
Analis senior Price Futures Group Phil Flynn mengatakan kabar bahwa Libya kembali mengirim tankernya membuat harga makin tertekan. “Meningkatnya pengiriman akan membuat pasokan makin melimpah,” ujarnya.
West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober 2016 turun 88 sen ke posisi US$43,03 per barel di New York Mercantile Exchange. Ini merupakan penutupan terendah sejak 10 Agustus 2016.
Secara keseluruhan, harga merosot 6,2% sepanjang pekan ini. Adapun total volume transaksi tercatat 5% di bawah rata-rata 100 hari terakhir. Sementara, harga Brent untuk November 2016 menyusut 82 sen atau 1,8% ke level US$45,77 per barel di ICE Futures Europe.