Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

LAJU EMITEN 6 SEPTEMBER: Berikut Aksi Enam Saham

Waterfront Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Selasa (6/9/2016).
Suasana di sebuah kantor sekuritas/Endang Muchtar
Suasana di sebuah kantor sekuritas/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA— Waterfront  Securities Indonesia mengemukakan aksi sejumlah emiten menjadi perhatian pasar pada perdagangan hari ini, Selasa (6/9/2016).

Octavianus  Marbun, Analis PT Waterfront  Securities Indonesia dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (6/9/2016), mengemukakan aksi sejumlah emiten tersebut adalah:

  • BABP Targetkan Penyaluran Kredit Hingga Rp8,6 Triliun
    PT MNC Bank Internasional Tbk (BABP) menargetkan total penyaluran kredit akan sebesar Rp 8,5 triliun hingga Rp 8,6 triliun pada tahun 2016. Sementara total kredit BABP sampai Juni 2016 mencapai Rp 7,6 triliun. Saat ini penyaluran kredit konsumer memiliki porsi yang dominan dalam total penyaluran kredit di BABP. Untuk itu, perusahaan masih akan fokus untuk mengembangkan infrastruktur di kredit konsumer. Dari total kredit BABP hingga semester I, hampir Rp 4 triliun adalah kredit konsumer, sisanya di korporasi dan UKM. Kredit konsumer pada semester I itu terdiri dari Rp 1 triliun di pembiayaan perumahan, sebesar Rp 2,2 triliun untuk pembiayaan multi finance kendaraan bermotor dan sisanya inplant banking dan kartu kredit.
  • PSAB Berencana Private Placement Pada Rp359,2/saham
    PT J Resources Asia Pasifik Tbk. (PSAB) berencana menerbitkan saham baru sebanyak 2,64 miliar lembar saham melalui penambahan modal tanpa memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau private placement. Perseroan mengumumkan sehubungan dengan rencana perseroan melakukan private placement dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan yakni 2,64 miliar saham dengan nilai nominal Rp20 pada harga pelaksanaan sekurang-kurangnya Rp359,2 per saham. Sejalan dengan rencana ini, para pemegang saham perseroan dapat memberikan persetujuannya dalam RUPSLB perseroan pada 12 Oktober 2016. Dana yang dihasilkan dari private placement akan dimasukan kedalam kas perseroan, sehingga kas perseroan bertambah sebesar Rp950,44 miliar atau setara dengan USD68,90 juta.
  • DILD Akan Rilis Proyek Baru Di Jakarta dan Surabaya
    PT Intiland Development Tbk (DILD) berencana merilis dua proyek baru di Jakarta dan Surabaya menyusul tren pemulihan penjualan properti di paruh kedua tahun ini. Dua proyek baru itu diharapkan bisa menopang target prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp2,5 triliun. Penjualan properti mulai menampakkan gejala pemulihan seiring kebijakan amnesti pajak. Proyek baru yang akan diluncurkan merupakan proyek residensial. Prapenjualan dari proyek ini diharapkan mencapai Rp310 miliar dan Rp227 miliar.
  • PPRO Akan Rilis Proyek Baru Di Semarang dan Surabaya
    PP Properti Tbk (PPRO) berencana merilis dua proyek baru di Semarang dan Surabaya guna mengejar target prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp2,6 triliun. Perseroan menargetkan dapat menyelesaikan akuisisi lahan seluas 1,3 hektare di Tembalang, Semarang pada bulan
    ini. Di Semarang, perseroan akan menjual apartemen dengan harga Rp200-Rp250 juta per unit dengan ukuran 20 m2, sehingga nilai penjualan satu tower diperkirakan mencapai Rp160-Rp200 miliar. Sedangkan di Surabaya, perseroan akan membangun dua menara apartemen dengan
    kapasitas masing-masing 237 unit dan 327 unit, dengan kisaran harga jual per unit Rp1,7-Rp1,9 miliar.
  • WIKA Cari Mitra Kembangkan Kawasan Industri di Makasar
    PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) melalui anak usahanya, PT Wika Realty tengah mencari mitra strategis untuk mengembangkan kawasan industri seluas 81 hektare (ha) di wilayah Makassar, Sulawesi Selatan (SulSel). WIKA pada saat ini sedang menjajaki kerjasama dengan beberapa calon mitra dari lokal dan luar negeri. Salah satu calon partner berasal dari China, dan ditargetkan kesepakatan dengan mitra bisnis paling lambat akhir tahun ini. Rencana pengembangan kawasan industri tersebut merupakan strategi WIKA mendiversifikasi usaha.
  • Per Maret, Rugi Bersih BTEL Turun Menjadi Rp116 Miliar
    Pendapatan usaha bersih PT Bakrie Telecom Tbk (BTEL) mengalami penurunan drastis menjadi Rp47,19 miliar hingga periode 31 Maret 2016 dari Rp131,59 miliar. Rugi usaha tercatat Rp291,31 miliar dari rugi usaha Rp711,311 miliar. Namun perseroan meraih pendapatan lain-lain Rp156,65 miliar dibandingkan rugi lain-lain Rp624,41 miliar periode Maret tahun lalu, sehingga rugi neto turun tajam menjadi Rp116,32 miliar dibandingkan rugi neto Rp1,51 triliun hinga periode Maret tahun lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper