Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi rupiah pada perdagangan Selasa (30/8/2016) masih akan melemah.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan penguatan indeks dolar AS yang mulai melambat menandakan masih bertahannya spekulasi kenaikan FFR target pada FOMC meeting di akhir September 2016 mendatang.
Namun, di sisi lain terlihat investor yang masih mencermati setiap rilis data ekonomi AS, seperti data konsumsi swasta AS yang melambat. Adapun, data ekonomi AS terpenting yang akan dirilis dalam waktu dekat adalah tingkat penyerapan tenaga kerja non-pertanian yang datang Jumat malam, di mana bila naik signifikan bisa mempertegas pernyataan hawkish Yellen di Jackson Hole.
Sementara itu, rupiah melemah bersama mayoritas kurs di Asia pada Senin sore. Pelemahan tajam terjadi pada IHSG dan SUN juga sejalan dengan pasar di Asia. Syok setelah pernyataan hawkish Gubernur Federal Reserve janet Yellen diperkirakan hanya sementara walaupun sentimen penguatan dolar AS bisa bertahan dalam jangka pendek dan memberikan sentimen negatif terhadap aset berdenominasi rupiah.
Risiko fiskal, termasuk pencapaian tax amnesty, masih menjadi halangan utama terhadap optimisme domestik.
“Tekanan pelemahan rupiah berpeluang bertahan walaupun dalam derajat yang lebih tipis. Penguatan rupiah bisa kembali jika data ekonomi AS gagal mengonfirmasi pernyataan Yellen,” katanya dalam riset.