Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan rupiah berpeluang melemah pada perdagangan Senin (29/8/2016) seiring penguatan tajam dari dolar Amerika Serikat.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan spekulasi kenaikan FFR target kembali mencuat pasca pidato Yellen yang lebih hawkish. Indeks dolar AS menguat cukup tajam sejalan dengan kenaikan imbal hasil US Treasury.
Namun demikian, diperkirakan sentimen tersebut hanya temporer melihat data ekonomi AS yang dirilis justru memburuk. Ketidakpastian di pasar global berpeluang bertahan hingga FOMC meeting pada minggu ketiga September 2016. Diperkirakan, dolar AS berpeluang menguat terhadap kurs Asia hari ini.
Adapun, rupiah berhasil menguat tipis di perdagangan Jumat. Menurutnya, pelemahan bisa kembali datang hari ini melihat penguatan tajam dolar AS pada Jumat malam.
“Dari domestik, sentimen negatif masih datang dari potensi pelebaran defisit - hingga saat ini revisi APBN-P masih terus diubah oleh pemerintah,” katanya dalam riset.
Smentara itu, ujarnya, sentimen positif datang dari pencapaian uang tebusan tax amnesty yang meningkat signifikan 1 minggu terakhir serta survei inflasi BI yang menunjukkan inflasi bisa di bawah 3% YoY per Agustus 2016.