Bisnis.com, JAKARTA- Harga minyak mentah ditutup menguat setelah bergerak fluktuasi di saat investor mempelajari isi pidato Gubernur Federal Reserve Janet Yellen di Jackson Hole terkait rencana kenaikan suku bunga.
Minyak West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober naik 31 sen atau 0,85% menjadi menetap di US$$47,84 per barel di New York Mercantile Exchange.
Brent untuk pengiriman Oktober naik 25 sen atau 0,50% menjadi US$ 49,92 di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Sebelumnya pasar minyak menyoroti pernyataan Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih yang berbicara terkait wacana pembekuan produksi guna mengerek harga.
"Harga bangkit kembali setelah Yellen mulai berbicara," kata Thomas Finlon, Direktur Energy Analytics Group LLC seperti dikutip Bloomberg, Sabtu (27/8/2016).
Seperti diketahui pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve Jannet Yellen dalam simposium Fed di Jackson Hole, Wyoming, terkait kebijakan moneter di sisa tahun ini.
Dikutip dari Bloomberg, Yellen meningkatkan kemungkinan bahwa pembuat kebijakan di masa depan dapat menaikkan target inflasi dan memperluas jenis aset mereka yang dapat dibeli untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam melawan resesi yang parah.
Sementara dia menekankan bahwa bank sentral itu "tidak aktif mempertimbangkan" langkah-langkah seperti itu. Kata dia dalam sebuah simposium Fed di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (26/8/2016), atau Sabtu (27/8/2016) waktu Indonesia, bahwa "mereka adalah subyek penting untuk penelitian."
Yellen mengatakan para pembuat kebijakan moneter saat ini memiliki alat yang cukup untuk menangani penurunan ekonomi "di bawah kondisi yang terparah." Alat mereka termasuk pembelian aset dan disebut bimbingan maju di mana bank sentral berjanji untuk mempertahankan suku bunga rendah.