Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah kembali menggelar lelang lima seri surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk pada Selasa (23/8/2016). Adapun, seri PBS006 dan PBS009 diprediksi paling banyak diminati.
Keterangan resmi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Riseko Kementerian Keuangan menyatakan pemerintah menggelar lelang sukuk Seri SPN-S24022017 (new issuance), PBS009 (reopening), PBS006 (reopening), PBS011 (reopening), dan PBS012 (reopening) hari ini.
Penerbitan sukuk tersebut dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN 2016 sebesar Rp4 triliun. Berikut perincian seri sukuk yang dilelang hari ini:
- Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN-S24022017 (Diskonto; 24 Feb 2017)
- Project Based Sukuk seri PBS009 (7,75000%; 25 Jan 2018)
- Project Based Sukuk seri PBS006 (8,25000%; 15 Sep 2020)
- Project Based Sukuk seri PBS011 (8,75000%; 15 Agt 2023)
- Project Based Sukuk seri PBS012 (8,87500%; 15 Nov 2031)
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan berdasarkan kondisi pasar sukuk menjelang pelaksanaan lelang, maka diperkirakan jumlah penawaran yang masuk akan berkisar antara Rp15 triliun-Rp20 triliun.
Dia menilai, jumlah penawaran terbesar akan didapati pada PBS006 dan PBS009. Adapun tingkat imbal hasil yang akan dimenangkan pada lelang hari ini adalah sebagai berikut :
- Surat Perbendaharaan Negara Seri SPN-S24022017 berkisar antara 6,00000% - 6,09375%
- Project Based Sukuk seri PBS009 berkisar antara 6,37500% - 6,46875%
- Project Based Sukuk seri PBS006 berkisar antara 6,65625% - 6,75000%
- Project Based Sukuk seri PBS011 berkisar antara 7,09375% - 7,18750%
- Project Based Sukuk seri PBS012 berkisar antara 7,46875% - 7,56250%
Lelang dibuka hari ini pukul 10.00 WIB dan ditutup pukul 12.00 WIB. Hasil lelang akan diumumkan pada hari yang sama. Setelmen akan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2016 atau 2 hari kerja setelah tanggal pelaksanaan lelang (T+2).
Hingga lelang terakhir, pemerintah telah menerbitkan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) melalui lelang di kuartal III 2016 senilai Rp11,50 triliun.