Bisnis.com, JAKARTA— Harga surat utang negara (SUN) seri benchmark FR56 tturun 0,24% ke level 110,96 pada perdagangan pagi ini, Senin (22/8/2016). MNC Securities memprediksi harga SUN memang berpeluang mengalami penurunan didorong sentimen dalam dan luar negeri.
Pukul 09.53 WIB, harga SUN fr56 tercatat 110,96 atau turun 0,24% dibandingkan dengan perdagangan akhir pekan lalu. Adapun, imbal hasil merangkak naik 0,51% ke 6,849%.
Analis fixed income PT MNC Securities I Made Adi Saputra mengatakan harga SUN berpeluang turun hari ini. Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada hari Jumat memutuskan untuk mempertahankan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-day RR Rate) sebesar 5,25%, dengan Suku bunga Deposit Facility (DF) sebesar 4,50% dan Lending Facility (LF) diturunkan sebesar 100 bps dari 7,00% menjadi sebesar 6,00%.
Keputusan tersebut di atas sejalan dengan upaya untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dengan tetap memelihara momentum pertumbuhan ekonomi domestik di tengah masih melemahnya pertumbuhan ekonomi global.
Menurutnya, Bank Indonesia memandang bahwa dengan terjaganya stabilitas makro ekonomi, khususnya inflasi yang terkendali pada kisaran sasaran, defisit transaksi berjalan yang membaik, dan nilai tukar yang relatif stabil, maka ruang bagi pelonggaran moneter masih terbuka. Sebelumnya, analis memperkirakan bahwa pada pertemuan tersebut Bank Indonesia akan kembali menurunkan suku bunga acuan dari 5,25% menjadi 5,00% mendorong terjadinya kenaikan harga SUN di hari Kamis.
Adapun secara teknikal, harga SUN masih berada pada area konsolidasi dengan mulai terlihat sinyal adanya tren penurunn harga. “Dengan kondisi tersebut maka kami pekirakan harga SUN dalam jangka pendek akan berpeluang mengalami koreksi meskipun koreksi harga yang terjadi masih dalam rentang perubahan yang terbatas,” katanya dalam riset, Senin (22/8/2016).
Made menyarankan kepada investor untuk tetap mencermati arah pergerakan harga SUN dengan memanfaatkan momentum koreksi harga yang terjadi untuk melakukan akumulasi bagi investor dengan horizon investasi jangka panjang dengan pilihan pada seri FR0071, FR0052, FR0073, FR0054, FR0058, FR0065, FR0068, FR0072, FR0045 dan FR0067.
Sementara itu dari faktor eksternal, imbal hasil surat utang global pada perdagangan di akhir pekan terlihat mengalami kenaikan di tengah spekulasi rencana kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika sebagai respon atas pidato dari beberapa Gubernur Bank Sentral Amerika. Imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup dengan kenaikan pada level 1,5798% dari posisi penutupan sebelumnya di level 1,536%.
Sedangkan imbal hasil dari surat utang Jerman (Bund) dengan tenor yang sama juga ditutup naik pada level -0,031% dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,083%. Adapun imbal hasil dari surat utang Jepang relatif tidak banyak mengalami perubahan pada level -0,083% mengalami sedikit kenaikan dari posisi penutupan sebelumnya di level -0,087%. Tren kenaikan imbal hasil surat utang global tersebut kami perkirakan juga akan mempengaruhi pergerakan imbal hasil Surat Utang Negara baik denominasi rupiah maupun dengan denominasi mata uang asing.