Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan harga minyak sawit mentah (CPO) berlanjut pada awal perdagangan hari kedua, Senin (15/8/2016), di tengah laporan menurunnya persediaan minyak sawit serta peningkatan ekspor pada negara penghasil terbesar di dunia untuk komoditas tersebut.
Kontrak berjangka CPO untuk Oktober 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat tajam 1,82% atau 46 poin di posisi 2.571 ringgit per ton.
Penguatan minyak sawit terus melebar hingga 2,10% atau 53 poin ke level 2.578 ringgit per ton pada pukul 10.06 WIB.
Penguatan harga minyak sawit pada awal perdagangan hari ini adalah yang tertinggi dalam 10 pekan sejak menyentuh posisi 2.619 pada tanggal 6 Juni.
Menurut data Malaysian Palm oil Board, seperti dilansir Bloomberg (10/8/2016), stok minyak sawit Malaysia turun 0,2% menjadi 1,77 juta metrik ton pada akhir Juli 2016 dari 1,775 juta ton pada bulan sebelumnya. Sementara ekspor minyak sawit melonjak 21% menjadi 1,38 juta ton, level tertinggi sejak Desember.
Sebelumnya juga dilaporkan penurunan persediaan minyak sawit di Indonesia untuk setidaknya enam bulan berturut-turut pada Juni 2016.
Menurut data Indonesian Palm Oil Association, persediaan minyak sawit Indonesia turun 8,2% menjadi 1,8 juta metrik ton dari 1,96 juta ton pada Mei. Ekspor minyak sawit dan sawit inti naik 1% ke 1,78 juta ton, sementara konsumsi domestik menanjak 6,3% menjadi 955.000 ton.
Penguatan harga sawit pada awal perdagangan hari ini juga sejalan dengan melemahnya kinerja mata uang ringgit Malaysia.
Nilai tukar ringgit pagi ini terpantau berbalik melemah 0,04% ke posisi 4,0290 ringgit per dolar AS pada pukul 10.21 WIB, meski sempat menguat tipis 0,02% ke posisi 4,0266.
Pergerakan Harga CPO Kontrak Oktober 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
15/8/2016 (Pk. 10.06 WIB) | 2.578 | +2,10% |
12/8/2016 | 2.525 | +1,65% |
11/8/2016 | 2.484 | -0,64% |
10/8/2016 | 2.500 | +1,38% |
9/8/2016 | 2.466 | +1,11% |
Sumber: Bloomberg
_1652851581.jpg?w=184&h=104)
