Bisnis.com, BATAM - Maybank Indonesia menilai sektor konstruksi, infrastruktur, telekomunikasi, dan media atraktif hingga akhir 2016.
Myrdal Gunarto, Global Markets Economist Maybank Indonesia, mengatakan sektor dan subsektor yang masuk kategori atraktif berarti memiliki prospek bagus dengan pertumbuhan lebih dari 50%.
Menurutnya, sektor konstruksi masuk kategori atraktif karena berkaitan erat dengan inisiasi pemerintah di sektor infrastruktur. Sektor ini pun memiliki porsi cukup besar dalam produk domestik bruto Indonesia.
Adapun, sektor infrastruktur dinilai atraktif karena banyaknya rencana pemerintah dalam membangun fasilitas publik, seperti waduk, pembangkit listrik, dan pembangunan reaktivasi jalur kereta api Trans-Sumatra.
"Sektor telekomunikasi masuk kategori atraktif karena sektor ini secara historis bertumbuh di atas 8%, hampir double digit. Media pun performanya bagus. Di produk domestik bruto terlihat media cukup bagus karena subsektor ini berkaitan dengan telekomunikasi," tutur Myrdal, Kamis (11/8/2016).
Sementara itu, sektor properti masuk dinilai netral. Pandangan netral ini mengasumsikan pertumbuhan di kisaran 0%-5%. Adapun, sektor komoditas dinilai tidak atraktif dengan rekomendasi sebaiknya dihindari.
"Harga minyak tidak banyak naik. Tambang belum ada pergerakan," ucap Myrdal.