Bisnis.com, JAKARTA--Emiten pertambangan minyak dan gas PT Sugih Energy Tbk. tengah merancang penerbitan saham baru melalui mekanisme rights issue untuk melunasi utang dan modal kerja.
Direktur Utama Sugih Energy Riyanto Soewarno menuturkan rencana aksi korporasi itu tengah dikaji untuk memperkuat struktur permodalan perseroan. Rencana rights issue bakal dieksekusi pada September-Oktober mendatang.
"Ada rencana rights issue tahun ini. Nanti kami lagi hitung dulu, dana rights issue untuk melaksanakan program kerja. Kami lagi review dulu terhadap waktu, kami harus membuat sesuatu yang realistis," ujarnya, Kamis (30/6/2016).
Emiten bersandi saham SUGI itu pernah menggelar aksi serupa pada 2012. Saat itu, Sugih Energy melakukan penawaran umum terbatas I (PUT) melalui hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak 24,27 miliar lembar saham. Harga penawaran rights issue Rp100 per lembar dengan perolehan dana keseluruhan Rp2,43 triliun.
Hingga 31 Desember 2015, pemegang saham SUGI terdiri dari Goldenhill Energy Fund sebesar 11,54%, Credit Suisse AG SG Trust mencapai 6,49%, PT Asabri (Persero) sebesar 5,56%, dan publik 76,41%.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Investasi Sugih Energy Indra Wijaya, menuturkan rencana aksi rights issue bakal digelar pada September-Oktober mendatang dengan laporan keuangan semester I/2016. Perolehan dana rights issue lebih banyak akan digunakan untuk refinancing utang jatuh tempo.
"Utang kami restrukturisasi, utang lebih besar kepada pemegang saham, entitas relasi, dan utang anak usaha," tuturnya.
Utang bank jangka pendek perseroan mencapai US$12,35 juta hingga akhir tahun lalu. Total liabilitas jangka pendek mencapai US$803,52 juta dan liabilitas jangka panjang US$171,4 juta.
Tahun ini, perseroan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/Capex) senilai US$33 juta, lebih tinggi dari target awal US$25 juta. Sebagian besar belanja modal yang dirogoh dari kas internal itu akan digunakan untuk bisnis produksi gas dan minyak.
Manajemen SUGI akan mengalokasikan Capex untuk mengebor tiga sumber Migas senilai US$24 juta, membangun pipa sebesar US$3 juta, dan melakukan perawatan delapan sumur senilai US$8 juta.
Perseroan akan mulai memproduksi minyak di Blok Lemang pada Juli tahun ini. Tahap awal, SUGI akan memproduksi minyak sebanyak 4.000 barel per hari.
Riyanto menambahkan, pada tahun ini diharapkan tidak mencatatkan kerugian bersih yang lebih tinggi ketimbang 2015. Tahun lalu, SUGI menderita rugi bersih US$38,34 juta dari sebelumnya laba US$4,23 juta. "Harga minyak sudah mulai membaik, harapannya net loss tidak banyak," paparnya.
Sementara itu, rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) memutuskan tidak membagikan dividen tahun buku 2015 lantaran masih merugi. Pemegang saham juga merombak jajaran komisaris dan direksi yang akan berlaku hingga 2021.
Susunan baru komisaris perseroan a.l. Erros Djarot (Komisaris Utama), Andhika Anindyaguna (Komisaris), Leo Nababan (Komisaris Independen), dan Ferederik Siahaan (Komisaris). Sedangkan direksi a.l. Riyanto Soewarno (Direktur Utama), Wally Abdulah Saleh (Direktur), Chia Hsin Wu (Direktur Independen), Pedro Flames Omarrementeria (Direktur), dan Indra Wijaya (Direktur).