Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah diprediksi menguat terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Kamis (16/6/2016) merespon lemahnya dolar AS pasca FOMC meeting.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan rupiah mulai berbalik arah menuju penguatannya setelah sempat melemah pada perdagangan kemarin. Surplus neraca perdagangan yang menipis justru dibaca sebagai sinyal penguatan permintaan domestik.
“Rupiah diperkirakan menguat hari ini merespon lemahnya dollar pasca FOMC meeting,” kata Rangga dalam risetnya, Kamis (16/6/2016).
Adapun, fokus akan tertuju pada RDG BI yang akan disimpulkan hari ini. Tendensi pelonggaran moneter diperkirakan meningkat tetapi pemangkasan BI rate masih akan menunggu waktu yang tepat. Selain itu, fokus investor juga akan tertuju pada finalisasi RUU tax amnesty.
Menurutnya, ketidakpastian global menjaga the Fed untuk tidak menaikkan FFR target pada FOMC meeting yang disimpulkan dini hari tadi. Walaupun sinyal kenaikan FFR target 2 kali masih ada, tetapi lebih banyak anggota the Fed yang memperkirakan kenaikan tunggal di 2016.
Imbal hasil US Treasury anjlok menyusul pernyataan the Fed sementara dollar index mempertahankan tren pelemahannya. Fokus pasar selanjutnya akan tertuju pada inflasi AS nanti malam serta perkembangan isu Brexit.