Bisnis.com, JAKARTA— Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat (10/6/2016) diprediksi bisa tertahan seiring harga minyak mentah yang terkoreksi.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan penguatan rupiah masih terjadi hingga kemarin sore, meski hanya tipis. Dia menilai momentum penguatan mulai jenuh sehingga dengan dollar index yang menguat semalam, bisa mengakibatkan pelemahan rupiah hari ini.
“Namun, optimisme rencana peluncuran tax amnesty masih akan menjaga kekuatan rupiah paling tidak hingga minggu depan,” katanya dalam riset, Jumat (10/6/2016).
Pada sisi lain, imbal hasil obligasi global semakin terkoreksi setelah ECB meluncurkan program pembelian obligasi korporasi sebagai alat pencipta likuiditas. Hal itu semakin mendorong imbal hasil obligasi global turun. Imbal hasil US Treasury juga tertekan di tengah turunnya peluang kenaikan FFR target dalam waktu dekat.
Di sisi lain, dollar index menguat tipis setelah beberapa hari tertekan sejalan dengan harga minyak yang terkoreksi. Malam nanti ditunggu U. of Mich. Sentiment AS, diperkirakan turun.