Bisnis.com, JAKARTA—Imbal hasil surat utang negara (SUN) masih akan melanjutkan penurunannya seiring masih terjadinya penguatan rupiah.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan imbal hasil SUN masih melanjutkan penurunannya hingga penutupan Kamis sore bersamaan dengan penguatan rupiah yang terbantu lemahnya dollar terhadap mayoritas kurs di Asia.
Adapun, imbal hasil global juga mulai turun menyusul koreksi harga minyak walaupun hanya tipis. Pelemahan dollar index dan turunnya imbal hasil US Treasury menunjukkan harapan kenaikan FFR target yang belum sepenuhnya solid.
“Sementara imbal hasil SUN masih jauh lebih tinggi dibandingkan posisi awal bulan. Suku bunga JIBOR masih konsisten berada di tren turun menandakan ekspektasi terhadap likuiditas rupiah yang masih akan longgar ,” katanya dalam riset, Jumat (27/5/2016)
Menurutnya, pasar menunggu rilis inflasi Mei 2016 yang akan dirilis Rabu depan. Menurut survei BI diperkirakan kembali turun dari 3,6% YoY ke kisaran 3,2% YoY, semakin dekat ke batas bawah target inflasi BI yang 4% (±1%) sehingga akan meningkatkan peluang pelonggaran moneter lebih lanjut.
“Ketidakpastian mengenai tax amnesty serta peringkat utang S&P masih memberikan sentimen negatif ke pasar SUN.”