Bisnis.com, JAKARTA— Rupiah diprediksi berpeluang melanjutkan tren penguatannya pada hari ini Jumat (27/5/2016) seiring naiknya harga komoditas dan pelemahan dolar AS. Adapun, fokus investor saat ini beralih ke inflasi.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan rupiah menguat sejalan dengan pelemahan dolar di pasar Asia hingga Kamis sore. Kombinasi antara naiknya harga komoditas serta pelemahan dolar AS di pasar global terbukti mampu membawa dorongan penguatan tidak hanya terhadap rupiah tetapi juga terhadap aset berdenominasi rupiah lainnya.
“Selain masih menunggu hasil tax amnesty dan peringkat utang S&P, fokus mulai tertuju pada angka inflasi Mei 16 yang akan dirilis Rabu mendatang,” kata Rangga dalam risetnya, Jumat (27/5/2016).
Survei BI memperkirakan inflasi tahunan yang jauh lebih rendah di kisaran 3,2% YoY. Inflasi yang rendah akan menambah alasan bagi suku bunga acuan yang lebih rendah lagi di tengah perlambatan PDB.
Pada sisi lain, dollar index melanjutkan pelemahanya di tengah membaiknya harga komoditas serta terkoreksinya harapan kenaikan FFR target pada FOMC meeting Juni 2016, walaupun belum sepenuhnya hilang. Fokus saat ini tertuju pada revisi pertumbuhan PDB AS kuartal I/2016 yang akan diumumkan pada Jumat malam.
Survei Bloomberg memperkirakan angka yang membaik dari 0,5% YoY ke 0,9% YoY sehingga itu bisa jadi alasan untuk dolar yang lebih kuat.