Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Naiknya Impor Afrika Angkat Harga Gandum, Waspadai Kelebihan Suplai Global

Cuaca kering yang melanda wilayah Afrika Selatan dan Utara membuat permintaan impor gandum meningkat. Namun, harga masih rentan terkoreksi karena suplai global yang berlebihan.n

Bisnis.com, JAKARTA - Cuaca kering yang melanda wilayah Afrika Selatan dan Utara membuat permintaan impor gandum meningkat. Namun, harga masih rentan terkoreksi karena suplai global yang berlebihan.

Pada penutupan perdagagangan Jumat (13/5) harga gandum kontrak Juli 2016 di bursa Chicago (CBOT) naik 1,44% atau 6,75 poin menjadi US$474,75 per pon.   

Data South African Grain Information Service menunjukkan petani lokal Afrika Selatan memanen 1,44 juta ton gandum tahun lalu, atau turun 18% dibandingkan 2014. Angka tersebut menjadi produksi terkecil sejak 2011.

Wandile Sihlobo, Head Economist Agricultural Business Chamber, menuturkan cuaca kering yang berlanjut mengganggu proses penanaman di sejumlah wilayah produsen kunci, seperti Swartland di Provinsi Western Cape. Hal tersebut membuat Afsel perlu mengimpor sekitar 2 juta ton gandum pada musim yang berakhir 30 September 2016.

"Bila impor sebesar 2 juta ton ini dilaksanakan, maka akan menjadi impor tertinggi sejak 1991," ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Minggu (15/5/2016).

Kondisi kekeringan di Afsel merupakan cuaca dengan curah hujan paling rendah sejak 1904. Fakta ini membuat terganggunya panen tanaman dan poduktivitas ternak, sehingga harga gandum lokal mencapai rekor tertinggi pada Januari 2016.

Crop Estimates Committee menyampaikan petani dapat menanam gandum di lahan seluas 481.850 hektare. Proyeksi ini turun dibandingkan estimasi sebelumnya, yakni sebesar 482.150 hektare.

Sementara itu, FranceAgriMer melaporkan persediaan gandum di Perancis pada akhir Juni akan mencapai 3,86 juta ton, turun 29% dibandingkan bulan sebelumnya. Sebagai produsen terbesar di Uni Eropa, total produksi gandum Perancis pada musim ini sebesar 40,9 juta ton.

Negara tersebut memanfaatkan meningkatnya permintaan dari Maroko yang sedang dilanda kekeringan parah yang memupuskan 70% panen gandum domestik. Secara keseluruhan, FranceAgriMer memperkirakan ekspor gandum Perancis di musim 2015-2016 sejumlah 19,41 juta ton, naik 4% dari proyeksi sebelumnya sebanyak 19,37 juta ton.

Wibke Baars, Konsultan French Farm Adviser Agritel, mengatakan gandum Perancis menjadi sangat kompetitif dalam beberapa minggu terakhir seirng dengan melonjaknya permintaan dari wilayah Uni Eropa, Maroko, dan negara-negara di Afrika Utara.

Laporan Bank Dunia menunjukkan harga komoditas biji-bijian sedikit berubah pada kuartal I/2016, yaitu naik 0,3% secara kuartalan (qoq), tetapi anjlok 12% secara tahunan (yoy).  Saat itu, harga gandum naik 6%, beras terkerek 3%, dan jagung turun 4%.

Proyeksi harga gandum rata-rata sepanjang 2016 ialah US$180 per ton, turun 11,76% dibandingkan tahun lalu senilai US$204 per ton. Penyebab utama pemerosotan nilai jual ialah tingkat produksi yang masih jauh melebihi tingkat konsumsi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Sumber : Bloomberg

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper