Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memperkirakan kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan Selasa (10/5/2016) masih dibayangi sentimen penekan.
“Sentimen pelemahan rupiah bisa bertahan untuk beberapa waktu, walaupun tidak adanya dukungan data ekonomi AS yang solid untuk mendukung penguatan dolar saat ini bisa mengembalikan dorongan penguatan rupiah ke depan,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini Selasa (10/5/2016).
Dikemukakan rupiah melemah hingga penutupan Senin sore sejalan dengan penguatan dolar di pasar Asia, serta anjloknya harga minyak di pasar global.
“Pesimisme yang terangkat pasca pengumuman pertumbuhan PDB kuartal I/2016 yang di bawah harapan juga terlihat dari anjloknya IHSG, salah satu yang teradalam di Asia,” kata Rangga.
Dolar yang walaupun dibayangi buruknya data penyerapan tenaga kerja AS, ujarnya, masih mempertahankan sentimen penguatannya hingga dini hari tadi. Menyusul semakin terpuruknya harga minyak, serta mulai merebaknya harapan kenaikan Fed rate pada FOMC meeting di Juni mendatang.
“Kembalinya sentimen pelemahan dolar, sepertinya masih harus menunggu waktu lebih lama lagi,” kata Rangga.
Di minggu ini, ujarnya, ditunggu cadangan devisa April 2016 yang diperkirakan turun. Selain itu angka penjualan mobil dan motor April 2016 yang datang minggu ini diperkirakan membaik.