Bisnis.com, JAKARTA- PT Summarecon Agung Tbk. membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales sebesar Rp700 miliar per April 2016.
Adrianto P. Adhi, Direktur Utama Summarecon, mengatakan jumlah tersebut berasal dari beberapa proyek yang sudah diluncurkan, antara lain proyek Summarecon Bandung.
"Kami sudah luncurkan (klaster) Btari tahap dua, ada 107 unit dan terserap semuanya," ujar Adrianto di Jakarta, Senin (9/5/2016).
Dia mengimbuhkan, realisasi prapenjualan hingga empat bulan pertama tahun ini bisa menjadi titik terang bagi pemulihan industri properti di tanah air. Pasalnya, sepanjang tahun lalu penjualan properti mengalami penurunan tajam, didorong sejumlah faktor antara lain penurunan daya beli, perlembatan ekonomi, aturan kredit yang lebih ketat, dan isu perpajakan.
Berdasarkan survei properti residensial yang diterbitkan Bank Indonesia, pada kuartal IV 2015, penjualan properti hanya tumbuh 6,02%, jauh lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal IV 2014 sebesar 40,07%. Di samping itu, penjualan properti tahun lalu juga lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata penjualan dalam tiga tahun terakhir sebesar 21,94%.349.
Adrianto mengatakan, hingga akhir 2016, Summarecon menargetkan prapenjualan hingga Rp4,5 triliun. Dengan kata lain, per April 2016, realisasi target prapenjualan perseroan mencapai 15,55%.
Dia optimistis target prapenjualan tahun ini bisa terpenuhi. Pasalnya, perseroan akan mulai fokus menyasar segmen menengah sebagai target pasar yang utama. Di segmen ini, penyerapan produk-produk properti dinilai masih kuat sesuai dengan tingkat daya beli masyarakat.
Menurut Adrianto, perseroan telah mengenalkan klaster baru di Serpong dengan harga Rp1,1 miliar.
"Pendaftaran sudah oversubsribed, kami memang ingin mendakati pasar karena high end seperti yang kami punya di Kelapa Gading itu very slow," ujarnya.