Bisnis.com, JAKARTA -- Mandiri Sekuritas merekomendasikan netral saham PT Adaro Energy Tbk. dengan target harga Rp690.
PT Adaro Energy Tbk. (ADRO) mencatatkan laba bersih pada kuartal I/2016 senilai US$60 juta, naik 1% dari kuartal I tahun lalu (year-on-year/ y-o-y). Kinerja itu didorong oleh pengurangan beban kas yang lebih tinggi dari perkiraan dan keuntungan selisih kurs senilai US$4,7 juta.
Pada kuartal I/2015 perseroan membukukan rugi valas US$6,5 juta.
Pendapatan pada kuartal pertama tahun ini turun 18% y-o-y menjadi US$586 juta, terutama karena rerata harga jual batu bara yang rendah, turun 17% y-o-y dan volume penjualan relatif datar sebanyak 13,5 juta ton.
Meskipun rerata harga jual (ASP) batu bara yang lebih rendah, margin kotor pada kuartal I/2016 meningkat menjadi 26,3% y-o-y pada berkat pengurangan 24% dalam beban tunai menjadi US$19,7 per ton.
Beban tunai yang lebih rendah pada kuartal I/2016 didorong oleh rendahnya rasio stripping sebesar 4,24x, biaya bahan bakar yang lebih rendah, dan meningkatnya efisiensi pertambangan.
Namun, pelaksanaan ketentuan akuntansi (ISAK 29) untuk pengupasan biaya dapat menciptakan ketidakstabilan biaya produksi karena penyimpangan dari target SR tidak akan dikapitalisasi tetapi akan langsung dibebankan.
Dengan demikian, menurut analis Mandiri Sekuritas Yudha Gautama dan Ariyanto Kurniawan, laba kuartalannya akan lebih volatil.
Pada Maret 2016, neraca saldo ADRO tetap sehat dengan posisi net gearing 25%. Namun, risiko pendapatan masih ada karena emiten itu masih mengekspor batu bara bernilai kalori (CV) rendah.
Dengan CV batubara rendah tengah mengalami kondisi kelebihan pasokan serta permintaan yang lemah, kategori batu bara tersebut adalah yang paling rentan terhadap penurunan ASP yang lebih besar.
"Saat ini, kami mempertahankan rekomendasi netral pada ADRO dengan target harga Rp690," tulis Mandiri Sekuritas dalam riset yang terbit pada Selasa, (3/5/2016).
Pada perdagangan Selasa, (3/5/2016), harga saham ADRO tidak berubah di posisi Rp715.
