Bisnis.com, JAKARTA - World Gold Council (WGC) dalam laporan Market Update Q1 2016 menuliskan bahwa emas mencatat reli spektakuler sepanjang triwulan pertama dengan kenaikan 17% atau capaian terbaik dalam hampir 3 dekade.
Imbal hasil batu kuning melebihi sejumlah pasar lainnya, seperti saham, obligasi, dan komoditas.
Harga juga meningkat dalam perdagangan mata uang utama, yakni 11% terhadap euro, 20% dalam pound sterling, dan 9% bagi yen Jepang. Selain itu, emas juga naik 16% dalam renminbi China dan rupee india, serta 12% dala lira Turki.
Menurut WGC, ada lima hal yang mendongkrak kinerja emas sepanjang awal tahun, yakni:
1. Kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global dan stabilitas keuangan di pasar negara berkembang,
2. Jeda dari kebangkitan dolar AS yang membutuhkan waktu,
3. Implementasi suku bunga negatif oleh sejumlah bank sentral dunia.
4. Proyeksi imbal hasil yang memicu permintaan emas,
5. Momentum harga yang bullish menarik minat investor.
Berikut tabel imbal hasil emas terhadap sejumlah mata uang per kuartal I/2016
Mata Uang | Return | Return Tertinggi | Sebelumnya |
Dolar AS (USD) | 16,7% | Q3 | 1986 |
Euro (EUR) | 10,9% | Q1 | 2015 |
Pound Sterling (GBP) | 19,2% | Q4 | 2008 |
Yen Jepang (JPY) | 8,8% | Q1 | 2012 |
Renminbi (CNY) | 15,5% | Q1 | 1994 |
Rupee India (INR) | 16,3% | Q3 | 2011 |
Lira Turki (TRY) | 12,2% | Q3 | 2013 |
Pada perdagangan Senin (18/4) pukul 16:48 WIB harga emas Comex untuk kontrak Juni 2016 terkerek 0,7 poin atau 0,06% menjadi US$1.233,8 per troy ounce. Adapun emas Gold Spot naik 3,87 poin atau 0,31% menjadi US$1.237,86 per troy ounce.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel