Bisnis.com, JAKARTA - Pasar minyak dunia diprediksi bergerak mendekati level seimbang pada paruh kedua tahun ini.
International Energy Agency (IEA) melaporkan kelebihan pasokan global akan berkurang ke level 200.000 barel per hari dalam enam bulan terakhir tahun ini dari 1.5 juta di enam bulan pertama.
Jumlah produksi oleh negara-negara nonanggota OPEC [organisasi negara pengekspor minyak] akan turun drastis untuk pertamakalinya sejak 1992.
Belum lagi, Usaha Iran untuk meningkatkan ekspor hanya bisa dilakukan secara bertahap akibat hambatan finansial bahkan setelah sanksi internasional atas negara tersebut dicabut.
“Tidak ada keraguan mengenai arah keseimbangan antara pasokan dan permintaan,” ujar penasihat industri yang berbasis di Paris tersebut kata IEA seperti dikutip dari Bloomberg, Kamis (14/4/2016).
Harga minyak yang jatuh ke level terendah pada Januari di tengah melimpahnya pasokan global telah kembali meningkat sebesar 30% dalam dua bulan belakangan seiring usaha OPEC dan Rusia membatasi produksi minyak mentah.
Kendati tanpa adanya usulan untuk mengurangi pasokan, kesepakatan antara kedua belah pihak yang akan diselesaikan di Doha pada akhir pekan ini bakal menghasilkan dampak nyata.
Sementara itu, mInyak Brent diperdagangkan di level yang mendekati US$43 per barel pada Kamis.
IEA pada bulan lalu mengatakan bahwa pihaknya mungkin akan menurunkan prediksi permintaan minyak di tengah melambatnya ekonomi.
Namun, lembaga itu tetap yakin bahwa konsumsi bahan bakar global akan meningkat sebesar 1,2 juta barel per hari pada 2016 atau sebesar 1.2%.
Lembaga itu juga mengungkapkan India hampir mengungguli China sebagai mesin utama pertumbuhan permintaan global.