Bisnis.com, JAKARTA--Rencana Amerika Serikat menurunkan produksi gas alam ke level terendah dalam tiga tahun terakhir seiring dengan tren bearish yang masih membayangi seluruh komoditas energi membuat harga menghijau.
Pada perdagangan Selasa (12/4) pukul 18:05 WIB harga gas alam untuk kontrak Mei 2016 meningkat 0,31 poin atau 1,62% menuju US$1,943 per MMBTU (Million British Thermal Unit). Angka tersebut menunjukkan sepanjang tahun berjalan harga sudah terkoreksi sebanyak 16,75%.
Data U.S. Energy Information Administration (EIA) menyebutkan produksi gas alam Paman Sam akan turun 1,1% secara bulanan (m-o-m) menjadi 45,93 miliar kaki kubik per hari pada April 2016. Persentase pengurangan produksi tersebut menjadi yang terbesar sejak Maret 2013.
Setelah mencapai tingkat penambangan tertinggi dalam lima tahun berturut-turut, pasar menunggu produksi dapat menurun signifikan untuk menopang tren bullish bagi harga. Tanpa ada pemangkasan, jumlah pasokan berlebih bakal terus terjadi dalam empat tahun ke depan.
Sejak awal tahun, harga komoditas energi tergolong ambrol, sehingga memaksa perusahaan mengurangi kapasitas produksi. Jumlah rig pengeboran pun dipotong, termasuk wilayah Marcellus yang menyimpan shale gas terbesar di Amerika Serikat.
Seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (12/4/2016), Presiden Schork Group Inc. Stephen Schork menuturkan, surutnya industri gas alam sama kondisinya sama dengan yang terjadi pada pasar minyak mentah.