Bisnis.com, JAKARTA -- Dalam lima tahun terakhir, hanya pada 2015 pendapatan induk Grup MNC, yakni PT MNC Investama Tbk., turun.
Berdasarkan laporan keuangan yang terbit pada Jumat, (8/4/2016), pendapatan emiten berkode saham BHIT itu pada 2015 turun 1,79% menjadi Rp12,21 triliun dari tahun sebelumnya (year-on-year/ y-o-y). Turunnya pendapatan bersih disokong oleh merosotnya pendapatan lainnya. Pendapatan lain dari pertambangan melorot 42,21% y-oy dan lainnya turun 68,26%. Sementara, pendapatan dari media naik 1,51% dan pendapatan dari lembaga keuangan meningkat 23,49%.
Berdasarkan laporan keuangan yang terbit pada Jumat, (8/4/2016), pendapatan emiten berkode saham BHIT itu pada 2015 turun 1,79% menjadi Rp12,21 triliun dari tahun sebelumnya (year-on-year/ y-o-y). Turunnya pendapatan bersih disokong oleh merosotnya pendapatan lainnya. Pendapatan lain dari pertambangan melorot 42,21% y-oy dan lainnya turun 68,26%. Sementara, pendapatan dari media naik 1,51% dan pendapatan dari lembaga keuangan meningkat 23,49%.
Sepanjang lima tahun ke belakang, turunnya pendapatan pada 2015 sebesar 1,79% y-o-y baru kali pertama terjadi. Bottom line pada 2015 pun anjlok paling dalam selama lima tahun terakhir, yakni menjadi rugi bersih Rp863,82 miliar dari tahun sebelumnya yang membukukan laba bersih Rp193,12 miliar.
Bottom line yang terpuruk ini disebabkan oleh rugi kurs mata uang bersih yang pada 2015 mencapai Rp1,4 triliun, melesat 313,1% dari tahun sebelumnya. Ditambah lagi, beban keuangan pada 2015 naik 29,24% y-o-y serta beban umum dan administrasi yang meningkat 16% y-o-y.
Perseroan menggunakan kurs per 31 Desember 2015 di posisi Rp13.975 per dolar AS, sedangkan kurs per 31 Desember 2014 di posisi Rp12.440 per dolar AS.
Total aset perusahaan milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini pada 2015 sebesar Rp53,18 triliun, naik 11,88% dari tahun sebelumnya. Liabilitas pada 2015 naik 21,86% dari 2014.
Bottom line yang terpuruk ini disebabkan oleh rugi kurs mata uang bersih yang pada 2015 mencapai Rp1,4 triliun, melesat 313,1% dari tahun sebelumnya. Ditambah lagi, beban keuangan pada 2015 naik 29,24% y-o-y serta beban umum dan administrasi yang meningkat 16% y-o-y.
Perseroan menggunakan kurs per 31 Desember 2015 di posisi Rp13.975 per dolar AS, sedangkan kurs per 31 Desember 2014 di posisi Rp12.440 per dolar AS.
Total aset perusahaan milik taipan Hary Tanoesoedibjo ini pada 2015 sebesar Rp53,18 triliun, naik 11,88% dari tahun sebelumnya. Liabilitas pada 2015 naik 21,86% dari 2014.