Bisnis.com, JAKARTA - Apresiasi dolar di pasar valas membuat harga minyak terkoreksi dari level tertinggi 3 bulan pada akhir pekan lalu.
Minyak jenis WTI diperdagangkan turun 1,89% ke US$39,44 per barel, sedangkan Brent ditutup melemah 0,82% ke US$41,20 per barel di bursa komoditas London.
“Harga minyak tergelincir ketika dolar berhenti merosot. Setelah reli ke level tertinggi tahun ini tiba saatnya untuk sedikit ketenagan. Buat saya ini tidak berarti tren berubah, dalam waktu dekat minyak akan kembali bergerak naik,” kata Thomas FInlon dari Energy Analytivcs LLC kepada Bloomberg.
Indeks dolar, yang mengukur pergerakan dolar terhadap 10 mata uang negara mitra dagang utama Amerika Serikat, naik 0,34% ke level 95,086 setelah terus melemah usai rapat The Fed.
Penguatan dolar mengurangi minat investor atas kontrak berjangka minyak mentah di pasar komoditas yang berdenominasi dolar AS. WTI dan Brent terkoreksi setelah ditutup di harga tertinggi 3 bulan pada Kamis.
Tekanan terhadap pergerakan harga minyak semakin berat setelah data menunjukkan tren penghentian operasi lapangan pengeboran minyak terhenti. Baker Hughes menyatakan ladang minyak yang beroperasi di AS naik 1 unit menjadi 387 unit setelah berminggu-minggu jumlahnya terus turun.
Energy Information Administration sebelumnya menyatakan produksi minyak di Negeri Paman Sam turun 10.000 barel per hari menjadi 9,07 juta barel per hari yaitu level terendah sejak November 2014.