Bisnis.com, JAKARTA - Reli 5 pekan di bursa saham Amerika Serikat berhasil mendorong indeks S&P mencatatkan penguatan tahun kalender pertama pada 2016.
Indeks Standard & Poor’s 500 menutup minggu lalu dengan kenaikan 0,44% atau 8,99 poin ke level 2.049,58. Penguatan tersebut membuat indeks S&P naik 0,28% sejak pergantian tahun, untuk pertama kalinya menguat melebihi level akhir 2015.
Indeks Dow Jones Industrial Average pekan lalu naik 0,69% atau 120,81 poin ke level 17.602,30, sedangkan Nasdaq Composite naik 0,43% atau 20,66 poin ke level 4.795,65.
Bursa di Wall Street terus menanjak dalam 3 hari terakhir setelah The Fed mengindikasikan laju pengetatan moneter yang lebih lamban pada 2016. Langkah The Fed memperkuat tren kebijakan moneter longgar global yang dipicu oleh stimulus moneter dari bank sentral di Eropa dan Asia.
Kondisi easy money tersebut menambah rasa percaya diri investor yang sebelumnya telah terdorong kembali ke pasar saham oleh pemulihan harga minyak mentah ke atas level US$40 per barel. Harga minyak telah menguat 50% dari level terendah 12 tahun yang dicetak pada Februari.
“Kita melihat penguatan di seluruh sektor, dipimpin oleh sektor energi. Kenaikan terjadi di saham emiten internasional, big caps, dan small caps,” kata Terry Sandven dari US Bank Wealth Management kepada Bloomberg.
Starwood Hotels & Resorts Worldwide Inc naik 5,49% pada akhir pekan lalu dipicu oleh berita penawaran akusisi senilai US$13,2 miliar dari Anbang Insurance Group dari China. Anbang akan bersaing menguasai perusahaan pemilik jaringan hotel Westin, Sheraton, dan W tersebut.
Bank of America naik 2,9% setelah mendapatkan persetujan pembelian kembali saham senilai US$800 juta. JP Morgan Chase, yang telah mengumumkan rencana buy back sehari sebelumnya, juga menguat 2,9%.