Bisnis.com, JAKARTA— PT Tunas Ridean Tbk. menganggarkan belanja modal Rp100 miliar tahun ini. Besaran capital expenditure tersebut konservatif karena sama seperti yang dialokasikan pada tahun lalu.
Rico Adisurja Setiawan, Direktur Utama Tunas Ridean, mengatakan dana yang dianggarkan untuk capital expenditure (capex) tersebut dirogoh dari kas perusahaan. Anggaran tersebut akan dipergunakan perseroan yang memiliki bisnis utama diler otomotif itu untuk ekspansi usaha melalui penambahan jaringan maupun maintenance rutin.
“Karena strategi kami untuk mendongkrak kinerja tahun ini adalah tetap melakukan investasi dengan memperbanyak cabang khususnya diler Toyota dan Daihatsu,” katanya kepada Bisnis.com.
Pada lini bisnis diler kendaraan roda empat, emiten bersandi saham TURI itu saat ini disokong oleh 19 unit diler Toyota, 17 jaringan Daihatsu dan 5 outlet BMW. Tahun ini, TURI akan meresmikan satu unit diler BMW, dan sedang membangun masing-masing satu unit diler Toyota dan Daihatsu di Tangerang dan Lebak yang akan diresmikan tahun depan.
Strategi TURI untuk mendongkrak kinerja dengan memperluas jaringan diler Toyota dan Daihatsu cukup beralasan. Mengutip data Astra International, kedua brand otomotif tersebut memang menguasai penjualan kendaraan roda empat di Indonesia. Pada periode Januari-Februari 2016 total penjualan Toyota mencapai 50.432 unit.
Jumlah penjualan tersebut setara dengan 29,1% dari total pasar mobil nasional mencapai 173.262 unit. Sementara itu, penjualan Daihatsu pada periode yang sama mencapai 27.948 unit atau mengauasai 16,13% dari total pasar mobil Tanah Air.
Mengutip laporan keuangan perseroan pada 2015, pendapatan bersih yang diraih mencapai Rp10,15 triliun. Adapun untuk laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang dibukukan TURI pada tahun lalu mencapai Rp291,144 miliar.
Jika dirinci, pendapatan bersih dari kendaraan bermotor mencapai Rp10,08 triliun. Pendapatan dari suku cadang, perlengkapan kendaraan bermotor dan jasa perbaikan mencapai Rp517 milar. Pendapatan dari sewa operasi mencapai Rp337 milar.
Adapun sisanya merupakan pendapatan dari penjualan kendaraan bermotor eks sewa, jasa pengemudi dan jasa distribusi unit. Sebagai gambaran, selain bisnis diler otomotif TURI pun memiliki lini bisnis rental dan lembaga pembiayaan.
Di sisi lain, untuk menggenjot kinerja tahun ini, Rico menyebut pihaknya pun akan fokus pada kinerja bengkel atau layanan purna jual. Dari total kinerja diler, kontribusi purna jual tersebut ditargetkan mencapai 40%.
Sebelumnya, perseroan tahun ini menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba di kisaran 5% hingga 10% dari tahun lalu. Rico menambahkan, tahun lalu penjualan unit otomotif pihaknya mengalami penurunan 15% dari tahun sebelumnya.
Dia optimistis jumlah penjualan tahun ini akan terdongkrak seiring kondisi ekonomi yang lebih baik terlebih penurunan suku bunga acuan yang diharapkan mendongkrak minat beli konsumen. Namun dia enggan menyebut target pertumbuhan penjualan unit otomotif yang pihaknya sasar pada 2016.