Bisnis.com, JAKARTA - Upaya pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan menekan suku bunga diperkirakan masih sulit mendongkrak kucuran kredit perbankan ke ekonomi Indonesia.
HP Analytics menyatakan rencana otoritas perbankan memberikan insentif bagi industri perbankan yang mampu menekan net interest margin berpotensi meningkatkan pertumbuhan volume penyaluran kredit.
OJK mewacanakan insentif bagi bank yang mampu menekan NIM ke level 3% dalam 3 tahun ke depan dari posisi NIM bank umum yang berada di level 5,34% per November 2015.
Langkah OJK melengkapi stimulus Bank Indonesia yang telah menurunkan giro wajib minimum menjadi 6,5%. Penurunan batas dana kontan yang harus dimiliki bank tersebut diperkirakan mampu memberikan tambahan likuiditas kepada sektor perbankan sekitar Rp165 triliun dari penambahan likuiditas pasar Rp34 triliun.
“Hal ini dilakukan sejalan dengan target pemerintah dalam menurunkan suku bunga kredit menjadi single digit dan memicu pertumbuhan pada volume penyaluran kredit.” papar HP Analytics.
Namun, berbagai langkah tersebut masih sulit berdampak langsung kepada tambahan dana di sektor riil karena faktor potensi pelemahan rupiah dan pelebaran neraca transaksi berjalan yang masih mengganjal outlook atas ekonomi Indonesia.
“Kami menilai volatilitas yang masih sangat tinggi dapat menghambat distribusi kredit, walaupun dalam kondisi penurunan suku bunga,” jelas HP Analytics.