Bisnis.com, JAKARTA - Kontrak berjangka CPO meneruskan penguatan pada Selasa (16/2/2016) setelah kemarin tertahan oleh data penurunan ekspor Malaysia.
Kontrak berjangka CPO untuk April 2016, kontrak teraktif di Bursa Malaysia, dibuka menguat 0,50% ke harga 2.605 ringgit atau Rp8,41 juta per ton.
Harga komoditas tersebut kembali bergerak naik setelah kemarin ditutup terkoreksi 1,78% terseret penurunan 16% pada volume ekspor Malaysia, meskipun sempat menembus rekor tertinggi 21 bulan ke 2.648 ringgit per ton di perdagangan intraday
Sentimen positif yang berpengaruh pada pergerakan CPO hari ini antara lain adalah kenaikan harga minyak kedelai dan proyeksi penurunan produksi minyak nabati India.
Hasil produksi kacang minyak nabati (oil seeds) India, konsumen minyak nabati terbesar dunia, diprediksi turun dari 24,2 juta ton pada 2014—2015 menjadi 21 juta ton pada 2015–2016.
Harga minyak kedelai juga semakin tinggi di bursa komoditas Chicago setelah ditutup di level tertinggi 2 bulan pada akhir pekan lalu. Kontrak minyak kedelai menguat 0,97% ke US$32,33 per pound pada pukul 10.14 WIB.
Pergerakan Harga Kontrak CPO April 2016
Tanggal | Level | Perubahan |
16/2/2016 (pembukaan) | 2.605 | +0,5% |
15/2/2016 | 2.592 | -1,78% |
12/2/2016 | 2.629 | +1,27% |
11/2/2016 | 2.596 | +1,13% |
10/2/2016 | 2.567 | -0,50% |
Sumber: Bloomberg