IPO Perusahaan e-Commerce Tak Menarik
Kepala Riset PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menilai bisnis e-commerce di Tanah Air berkembang pesat seiring dengan perubahan budaya masyarakat. Perekonomian Indonesia mulai bergeser dari transaksi fisik ke dunia maya.
Pergeseran budaya inilah yang ditangkap sebagai peluang oleh konglomerat hingga emiten di Indonesia. Meski tidak memberikan keuntungan, bisnis daring dinilai menjadi masa depan perekonomian di Indonesia.
Tidak hanya itu, katanya, penegakan pemungutan pajak pada bisnis e-commerce juga belum seketat di dunia nyata. Pangsa pasar yang lebih luas juga dinilai menjadi faktor penarik bisnis ini.
"Meskipun belum untung, tapi tidak semua orang berfikir saat ini. Banyak yang berfikir jangka panjang, masuk dulu, pelajari dulu. Dari pada tertinggal," tuturnya secara terpisah.
Faktor geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan juga menjadi peluang bagi bisnis ini. Pendapatan e-commerce diperkirakan tidak hanya dari keuntungan penjualan, tetapi juga diraup dari potensi iklan di internet.
Jika belajar dari Amazone, e-bay, hingga Alibaba, keuntungan terbesar didapatkan pemegang saham saat valuasi perusahaan melonjak ketika go public. Konglomerat itu tidak mau ketinggalan untuk mendapatkan sekeping bisnis dari masa depan.
"Tapi kalau IPO di Indonesia mungkin kurang menarik. Pemodal dalam negeri masih belum tertarik dengan e-commerce," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel