Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA EROPA: STOXX Tertekan Data Manufaktur China dan AS

Indeks STOXX 600, yang mengukur pergerakan 600 saham di berbagai bursa di Eropa, turun 0,19% ke level 341,61 pada penutupan perdagangan Senin (1/2/2016).
Suasana di lantai bursa Eropa.
Suasana di lantai bursa Eropa.

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks bursa Eropa terkoreksi tertekan data manufaktur China dan Amerika Serikat yang mengembalikan sentimen negatif ke pasar global.

Indeks STOXX 600, yang mengukur pergerakan 600 saham di berbagai bursa di Eropa, turun 0,19% ke level 341,61 pada penutupan perdagangan Senin (1/2/2016).

STOXX sempat merosot hingga 1,2% di awal perdagangan terimbas sentimen negatif dari data manufaktur China. Indeks PMI China berada di level 48,4 pada Januari yang menandakan aktivitas sektor manufaktur China telah menyusut dalam 11 bulan terakhir.

Tekanan tambahan muncul dari data manufaktur Amerika Serikat. Indeks PMI ISM menunjukan sektor manufaktur di Negeri Paman Sam telah 4 bulan berkontraksi setelah tersurvei di level 48,2 pada Januari.

“Investor mendapatkan sinyal yang membingungkan soal pertumbuhan global. Ini membuat mereka gugup. Bahkan, data ekonomi sekecil apapun bisa membalik sentimen,” kata Daniel Murray dari EFG Asset Management kepada Bloomberg.

Nokia Oyj adalah beban terberat sektor teknologi yang mencatatkan penurunan paling tajam dari 19 indeks sektoral STOXX 600. Saham Nokia jatuh 11% setelah keputusan pengadilan atas sengketa paten Nokia dengan Samsung Electronics Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper