Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (27/1/2016) berpeluang menguat.
“Rupiah berpeluang menguat pada hari ini walaupun terbatas, “ kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini,Rabu (27/1/2016).
Dikemukakan gejolak saham China masih ada, rupiah dalam tekanan.
Selain Tiongkok, hasil FOMC meeting adalah yang paling ditunggu.
“Dari domestik pembatalan pengenaan PPn terhadap daging sapi bisa memberikan sentimen positif,” kata Rangga.
Setelah sempat turun, harga minyak mentah kembali naik tajam malam tadi setelah tersebar kabar OPEC yang akan berkolaborasi dengan Rusia untuk menstabilkan penurunan harga minyak.
Di sisi lain, ujarnya, imbal hasil US Treasury 10 tahun turun hingga di bawah 2% untuk pertama kalinya setelah kenaikan Federal Funds Rate target pada Desember15.
Dikemukakan penurunan itu menandakan minimnya ekspektasi kenaikan FFR target berikutnya dalam waktu dekat.
Consumer confidence index AS yang naik di Januari 2016 juga tidak membantu mendorong penguatan indeks dolar.
“Hasil FOMC meeting akan datang Kamis dini hari diperkirakan tidak ada perubahan baik pada FFR target, maupun pandangan the Fed terhadap perekonomian AS,” kata Rangga.
Rupiah tertekan semenjak pembukaan Selasa pagi menyusul harga minyak yang kembali anjlok, serta aksi jual di pasar saham Tiongkok.
Rangga mengatakan pelemahan juga terlihat pada kurs lainnya terhadap dolar di pasar Asia.