Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BURSA EMERGING MARKET: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi, Pelemahan Indeks Lebih Buruk dari 1998

Indeks MSCI Emerging Markets turun 3% ke level 692,76 atau level penutupan paling rendah sejak Mei 2009. Sebanyak 9 dari 10 sektor industri jatuh lebih dari 2%, dengan penurunan tertajam terjadi pada sektor energi.
Bursa emerging market melemah. /Reuters.
Bursa emerging market melemah. /Reuters.

Bisnis.com, JAKARTA—Aksi jual pada awal 2016 membuat indeks bursa emerging markets merosot tajam melebihi pelemahan pada krisis 1998 dan 2009.

Indeks MSCI Emerging Markets turun 3% ke level 692,76 atau level penutupan paling rendah sejak Mei 2009. Sebanyak 9 dari 10 sektor industri jatuh lebih dari 2%, dengan penurunan tertajam terjadi pada sektor energi.

Sekitar US$2 triliun terhapus dari kapitalisasi pasar ekonomi berkembang sejak pergantian tahun dan menekan indeks hingga 13%. Penurunan tersebut lebih tajam dari pelemahan 7,9% pada periode yang sama di 1998 dan 2009.

Institute of International Finance menyatakan trader berspekulasi bawah otoritas di emerging markets akan kesulitan mempertahankan kestabilan kurs setelah dana senilai US$735 miliar ditarik dari pasar negara berkambang selama 2015.

“Setelah kehilangan banyak dari portfolio mereka pada awal tahun ini, investor akan menghindari risiko sejauh mungkin. Investor masih pesimistis terhadap outlook global,” kata Attila Vajda dari Project Asia Research & Consulting di Singapura kepada Bloomberg.

IMF kemarin memangkas proyeksi pertumbuhan global dari 3,6% menjadi 3,4% pada 2016. Adapun ekonomi Amerika Serikat diprediksi tumbuh 2,1%, lebih rendah dari proyeksi pertumbuhan 2,2% yang dirilis pada Oktober.

Ekonomi dunia, menurut IMF, memiliki risiko untuk tumbuh lebih lambat tertekan oleh perlambatan ekonomi emerging markets, peralihan China dari ketergantungan ekspor, dan normalisasi kebijakan The Fed.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper