Bisnis.com, SINGAPURA--Stok bijih besi di pelabuhan China menuju ke atas 100 juta ton seiring antisipasi produksi pabrik baja menjelang libur perayaan Imlek selama seminggu pada awal Februari.
China Merchants Futures Co. Both Citigroup Inc. dan Australia & New Zealand Banking Group Ltd. mengatakan penimbunan stok perlu dilakukan sebelum periode liburan.
Di sisi lain ambang batas stok yang berlebih memberikan risiko menekan harga menjadi lebih murah.
Zhao Chaoyue, Analyst China Merchants Futures menuturkan, kenaikan harga akan didorong oleh pengiriman yang lebih tinggi dari Australia dan Brazil di samping pelemahan ekonomi China.
Shanghai Steelhome Information Technology Co. melansir, pada pekan lalu persediaan naik 1,7% menjadi 94,55 juta ton. Angka ini di atas pencapaian tahunan rata-rata lima tahun sebesar 92,7 juta ton.
Menurut data bea cukai setempat pada Rabu (13/1), pengiriman bijih besi naik 17% dari bulan sebelumnya menjadi 96,27 juta metrik ton. Secara tahunan, impor sepanjang 2015 mencapai 2,2% lebih tinggi atau sebesar 95,272 juta metrik ton.
Angka ini menunjukkan eskportir besar seperti Rio Tinto Group dan BHP Billiton Ltd. di Australia, serta Vale SA di Brazil meningkatkan pangsa pasar di Negeri Panda, walaupun negara tersebut sedang mengalami perlambatan ekonomi dan pasokan baja yang berlebihan.