Bisnis.com, JAKARTA— Indeks harga saham gabungan merosot tajam di akhir sesi I Kamis (14/1/2016) setelah peristiwa serangan bom dan senjata api di Jakarta.
IHSG tergelincir 1,72% atau 77,86 poin ke level 4.459,32 di jeda siang setelah bergerak antara level 4.456,47—4.526,51. Indeks merosot tajam mulai sekitar pukul 11.00 WIB, setelah berita ledakan bom di Jakarta.
Serangkaian ledakan dan serangan bersenjata terjadi di kawasan Sarinah di Jalan MH Thamrin, Jakarta yang menyebabkan korban tewas. Polri telah memastikan ledakan berasal dari bom.
Namun, IHSG bukan indeks yang paling tertekan di Asia. Indeks Nikkei 22 telah jatuh 4,14%, sedangkan indeks Hang Seng bergerak melemah 1,65%.
“Panic selling berpengaruh ke pasar karena dinilai sebagai risiko.Investor tidak perlu ikut-ikutan. Investor sekarang lebih cerdas,” kata Purwoko Sartono, Analis Panin Sekuritas saat dihubungi hari ini, Kamis (14/1/2016).
Mayoritas indeks bursa regional memerah terseret Wall Street yang ditutup anjlok. Harga minyak yang semakin tertekan membuat indeks Dow Jones anjlok 2,21%.
Kontrak berjangka minyak mentah jenis Brent untuk pertama kalinya diperdagangkan di bawah level US$30 per dolar AS sejak April 2004. Brent melemah 0,86% ke harga US$30,05/barel pada pukul 11.35 WIB.
Seluruh atau 9 indeks sektoral IHSG bergerak melemah. Indeks sektor aneka industri merosot paling tajam, melemah 3,02%.
Sebanyak 40 saham menguat, 209 saham melemah, dan 276 saham stagnan dari 525 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) yang turun 2,35% memimpin pelemahan, diikuti oleh PT Astra International Tbk (ASII) yang melemah 2,97%.
Indeks Bisnis27 jatuh 2,4% atau 9,5 poin ke level 386,26 di akhir sesi I. Bisnis27 pagi tadi dibuka turun 1,73% dan bergerak antara 385,81—394,23 sepanjang sesi I.