Bisnis.com, JAKARTA- Harga surat utang negara pada hari ini diprediksi masih bergerak bervariasi, dipengaruhi oleh sentimen dalam dan luar negeri.
I Made Adi Saputra, Analis Fixed Income PT MNC Securities menyatakan dari dalam negeri, pelaku pasar akan mencermati pelaksanaan rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia yang akan diadakan pada pertengahan pekan ini.
Untuk pertama kalinya, RDG BI akan dilaksanakan dalam dua hari, yaitu 13 - 14 Januari 2016, dimana pelaku pasar akan mencermati kebijakan moneter yang akan diambil oleh Bank Indonesia.
Selain itu di pasar surat berharga syariah negara (SBSN), pemerintah akan mengadakan lelang pada12 Januari 2016 dengan target penerbitan sebesar Rp4 triliun. Bagi investor yang akan menempatkan dananya pada instrumen syariah, dapat mengikuti lelang tersebut.
Sementara itu dari faktor eksternal, perlambatan ekonomi China serta kebijakan yang diambil pemerintah China untuk mengatasi perlambatan akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan global yang juga akan berdampak pada pasar keuangan domestik.
Pasar keuangan global dalam pekan pertama di tahun 2016 mengalami gejolak yang cukup besar yang dipengaruhi oleh perlambatan ekonomi China serta penurunan harga komoditas global.
Adapun dari data ekonomi Amerika, data sektor tenaga kerja Amerika di Desember 2015 menunjukkan adanya perbaikan. Angka penambahan tenaga kerja di luar sektor pertanian (non Farm payrolls) mengalami penambahan sebanyak 292.000 tenaga kerja, melebihi estimasi analis yang 200.000 tenaga kerja.
Namun demikian, peningkatan jumlah tenaga kerja tersebut tidak diikuti dengan adanya kenaikan tingkat pengupahan dimana analis mempekirakan adanya kenaikan tingkat pengupahan sebesar 0,2%.
Sementara itu, imbal hasil dari US Treasury dengan tenor 10 tahun kembali ditutup turun, setelah pelaku pasar masih berusaha untuk mengurangi risiko dengan melakukan pembelin aset yang aman (safe haven asset) di tangah koreksi yang terjadi di pasar saham dan komoditas. Imbal hasil US Treasury dengan tenor 10 tahun ditutup pada level 2,11% setelah pada perdagangan Kamis, ditutup pada level 2,15%.
Adapun secara teknikal, harga SUN masih berada pada area konsolidasi, sehingga dalam jangka pendek harga SUN masih akan bergerak pada rentang harga yang terbatas.
"Dengan kondisi tersebut kami masih menyarankan kepada investor melakukan strategi trading jangka pendek dengan melakukan penjualan SUN tenor panjang dan melakukan pembelian SUN bertenor pendek yang memberikan tingkat imbal hasil yang relatif lebih tinggi dengan tingkat resiko yang lebih rendah," katanya dalam risetnyaaa, Senin (11/1/2016).
MNC Securities merekomendasikan beli untuk seri - seri ORI012, FR0069, FR0036, FR0031, FR0053 dan FR0061 serta jual untuk seri FR0056 dan FR0072.
Sebagai informasi, imbal hasil SUN pada perdagangan akhir pekan lalu kembali menunjukkan arah yang bervariasi dengan kecenderungan mengalami penurunan pada SUN bertenor panjang. Perubahan tingkat imbal hasil yang terjadi berkisar antara 1bps - 4 bps di mana imbal hasil SUN dengan tenor di bawah 10 tahun cenderung mengalami kenaikan imbal hasil berkisar antara 1bps - 3 bps. Sementara pada tenor di atas 10 tahun cenderung mengalami penurunan imbal hasil.
Perubahan tingkat imbal hasil tersebut didorong oleh adanya perubahan harga SUN yang berkisar antara 2 bps - 30 bps dengan perubahan harga yang cukup besar terjadi pada SUN dengan tenor antara 15 - 20 tahun. Faktor yang mempengaruhi pergerakan harga SUN pada perdagangan pekan lalu adalah data cadangan devisa Indonesia di Desember 2015 yang mencapai US$105,93 miliar, mengalami peningkatan dibandingkan dengan data di akhir November 2015 yang sebesar US$100,24 miliar.
Meningkatnya angka cadangan devisa tersebut menjadi katalis positif bagi pergerakan harga SUN, terutama pada SUN bertenor panjang yang terlihat mengalami kenaikan pasca pengumuman yang disampaikan oleh Bank Indonesia.