Bisnis.com, JAKARTA— Sentimen negatif eksternal dan profit taking mewarnai perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia di perdagangan terakhir pekan ini.
IHSG merosot 0,22% atau 9,77 poin ke level 4.520,68 pada sesi I Jumat (8/1/2016). Indeks bergerak antara level 4.507,41—4.550,91 setelah pagi tadi dibuka turun 0,12%.
Indeks bursa saham Jakarta masih bergerak melemah di saat indeks regional mulai naik ke zona hijau setelah kemarin anjlok terhantam sentimen China.
Nikkei 225 siang ini bergerak menguat 0,21%, Hang Seng naik 1,12%, sedangkan Straits Times menguat 0,85%.
Ketidakpastian pasar di China mulai reda setelah otoritas bursa Negeri Tiongkok menghentikan penggunaan sistem suspensi perdagangan yang membuat pasar bergejolak.
Selain itu, People Bank of China berhenti mendevaluasi yuan. Kurs referensi yuan ditetapkan menguat 0,02% ke 6,56360 per dolar AS setelah 8 hari berturut-turut didevaluasi.
“Sentimennya lebih dari pasar global. China masih berpengaruh [ke BEI], kemungkinan juga ada yang profit taking awal tahun, terutama saham-saham big caps,” kata Reza Priyambada, analis dari NH Korindo Securities.
Sebanyak 84 saham menguat, 145 saham melemah, dan 295 saham stagnan dari 524 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Saham-saham telekomunikasi kompak melemah. PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) turun 1,87%, PT XL Axiata Tbk (EXCL) turun 3,83%, sedangkan PT Indosat Tbk (ISAT) turun 3,27%.
Dari 9 indes sektoral IHSG, sebanyak 6 indeks sektoral melemah dan 3 indeks sektoral menguat. Indeks sektor finansial melawan arus dengan kenaikan 0,53%.
Penguatan indeks sektor finansial ditopang oleh kenaikan mayoritas saham perbankan. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) naik 2,44%, sedangkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menguat 1,1%.
Indeks Bisnis27 mengakhiri sesi I dengan pelemahan 0,05% atau 0,19 poin ke level 392,12 setelah pagi tadi dibuka turun 0,22% ke level 391,44.