Bisnis.com, JAKARTA— Indeks Kospi bertahan menguat pada 2015 di tengah tekanan volatilitas pasar akibat ketidakpastian The Fed dan pelambatan ekonomi China.
Indeks Kospi mengakhiri tahun ini dengan pelemahan 0,25% atau 5,00 poin ke level 1.961,31. Kospi berbalik tertekan setelah sempat menguat hingga 0,43% di awal perdagangan.
Namun, indeks bursa Korea tersebut masih mencatatkan penguatan sepanjang 2015, menguat 2,39% di tengah tekanan berat yang dialami pasar negara berkembang.
Sentimen yang berpengaruh pada hari perdagangan terakhir di Seoul adalah penurunan indeks produksi industri Korsel.
Hasil produksi industri Korsel turun 0,3% year on year pada November meskipun mayoritas ekonom memprediksi peningkatan 1,6%.
Upaya otoritas persaingan usaha Korsel menekan aktivitas cross-ownership grup-grup konglomerat berlanjut. Hari ini, grup otomotif Kia dan Hyundai diminta melepas kepemilikan mereka di anak usaha produsen baja Hyundai Steel.
Pergerakan Indeks KOSPI
Tanggal | Level | Perubahan |
30/12/2015 | 1.961,31 | -0,25% |
29/12/2015 | 1.966,31 | +0,11% |
28/12/2015 | 1.964,06 | -1,34% |
24/12/2015 | 1.990,65 | -0,43% |
23/12/2015 | 1.999,22 | +0,33% |
Sumber: Bloomberg