Bisnis.com, JAKARTA- Samuel Sekuritas memperkirakan potensi pelemahan rupiah atas dolar Amerika Serikat masih ada menjelang rapat bank sentral AS pada 15-16 Desember 2015.
“Potensi pelemahan rupiah masih ada menjelang FOMC meeting minggu depan. Perhatian juga akan tertuju pada data neraca perdagangan November 2015 dan BI Rate,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (10/12/2015),
Saat ini, uajranya memang indeks dolar AS yang sempat bangkit pada awal minggu ini kembali terjerembab ke kisaran 97, terutama dipicu oleh penguatan kurs yang dipengaruhi oleh terhentinya penurunan harga komoditas global.
Rangga mengatakan harga minyak mentah mulai terhenti penurunan drastisnya, setelah EIA melaporkan penurunan produksi minyak mentah harian AS.
EIA juga memprediksi produksi yang terus menurun hingga 2016.
“Dolar bisa berlanjut melemah pada perdagangan di pasar Asia hari ini,” kata Rangga dalam risetnya yang diterima hari ini, Kamis (10/12/2015).
Sementara itu, ujarnya, ketika pasar keuangan Indonesia tutup pada Rabu, pelemahan terlihat di mayoritas kurs Asia terhadap dolar.
“Pelemahan juga terlihat pada Rupiah NDF 1m yang menuju 14.000,”kata Rangga.
Dia mengemukakan hari ini pelemahan drastis indeks dolar dan perbaikan harga komoditas, berpeluang membantu rupiah untuk menguat. Tetapi ada peluang rupiah yang memfaktorkan tekanan depresiasi kemarin.