Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Harga Komoditas Utama di Bandarlampung Tetap Tinggi

Harga komoditas unggulan di Kota Bandarlampung bertahan tinggi seperti minggu lalu sebagai akibat pasokan dari petani yang masih relatif sedikit.

Bisnis.com, BANDARLAMPUNG - Harga komoditas unggulan di Kota Bandarlampung bertahan tinggi seperti minggu lalu sebagai akibat pasokan dari petani yang masih relatif sedikit.

"Pasokan dari petani dari minggu lalu sampai saat ini masih sangat minim, padahal harga sudah lumayan tinggi," kata Adi A., agen komoditas unggulan di Bandarlampung, Senin (30/11/2015).

Dia mengatakan sudah dua pekan terakhir pasokan dari petani berkurang, hingga membuat para pengepul menaikkan harga komoditas asal Lampung itu.

Padahal, katanya, menjelang akhir tahun permintaan ekspor untuk komoditas lada dan kakao sedang tinggi, khususnya untuk ke Eropa.

"Untuk harga komoditas lada hitam masih bertahan di angka Rp110.000/kg , lalu lada putih masih berkisar antara Rp150.000/kg hingga Rp160.000/kg," kata dia.

Untuk kakao masih bertahan di angka Rp36.000/kg, kualitasnya pun masih buruk atau belum ada peningkatan.

Diprediksi pada Februari mendatang, Lampung akan kebanjiran komoditas unggulan jenis kakao mengingat sudah masuk musim panen dan cuaca diperkirakan lebih mendukung.

Biji kopi robusta saat ini bertahan tinggi di angka Rp21.000/kg, dengan harapan dapat membuat petani menjual hasil panennya.

"Permintaan ekspor untuk komoditas kopi sedang tinggi, dan ini tidak dibarengi dengan daya jual dari petani," katanya.

Menurut dia, permintaan biji kopi robusta untuk pasar lokal memang lebih banyak jika dibandingkan dengan untuk kepentingan ekspor.

Komoditas lainnya, seperti kopra masih berada di angka Rp10.500/kg, sedangkan mutu komoditas itu masih sama seperti minggu lalu, yakni rendah.

Untuk komoditas cengkih masih bertahan Rp110.000/kg. Harga itu relatif tinggi sehingga seharusnya memberikan keuntungan bagi petani yang selama ini diberikan harga rendah oleh pabrik.

Pernyataan serupa diungkapkan pengepul Eko Supriyanto, warga Kabupaten Pringsewu. Ia mengatakan petani enggan menjual sisa hasil panennya karena belum terbentur dengan kebutuhan mendesak.

"Petani belum jual simpanan hasil panen karena belum membutuhkan dana segar yang mendesak. Biasanya menjelang tahun ajaran baru atau Lebaran mereka menjual habis simpanannya. Sekarang kalaupun ada yang menjual dalam jumlah sedikit," kata dia.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper