Bisnis.com, LONDON—Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah di seluruh dunia mengalami kenaikan karena investor mencari aset pendapatan tetap yang relatif aman setelah pasukan Turki di perbatasan menembak pesawat tempur Rusia.
Surat berharga pemeritah dari Amerika Serikat, Inggris, dan Zona Euro reli, sementara saham-saham Eropa mengalami penurunan setelah Anadolu Agency mengatakan pilot Rusia melanggar wilayah udara Turki dan mengabaikan peringatan berulang.
Menanggapi pernyataan tersebut, Kementerian Pertahanan Rusia membantah kalau pesawat perangnya meninggalkan wilayah udara Suriah.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman tenor dua tahun turun di bawah minus 0,4% untuk yang pertama kalinya. Begitu juga dengan yield pemerintah Austria, Belgia, dan Finlandia jangka dua tahun yang turun ke rekor terendahnya.
“Kami melihat terjadi penawaran obligasi di seluruh negara-negara inti,” kata Senior Market Economist di Rabobank International Elwin de Groot, Selasa (24/11/2015).
Sementara itu, imbal hasil pemerintah Jerman tenor 10 tahun yang menjadi patokan turun 3 basis poin (bps) menjadi 0,50% pada pukul 11.41 siang waktu London.
Kemudian, yield US Treasury jangka 10 tahun meluncur 1 bps menjadi 2,23%. Adapun, imbal hasil pemerintah Inggris atau yang biasa disebut gilt periode yang sama turun 2 bps menjadi 1,86%.