Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (18/11/2015) dibayangi penguatan greenback.
“Rupiah yang menguat tipis kemarin berpeluang tertekan oleh penguatan dolar global,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (18/11/2015).
Dikemukakan indeks dolar kembali menguat hingga dini hari tadi, setelah inflasi AS naik ke 0,2% YoY, melebihi ekspetasi.
Kenaikan inflasi juga memicu naiknya imbal hasil US Treasury walaupun hanya tipis. Di sisi lain, ketika dolar menguat harga komoditas turun drastis, minyak mentah turun lebih dari 2% diikuti oleh harga komoditas lainnya.
“Inflasi AS membaik, indeks dolar dekati 100,” kata Rangga.
Sentimen harapan kenaikan Fed Rate akan kembali dikonfirmasi dini hari nanti oleh rilis notulensi FOMC meeting , yang jika mempertegas rencana kenaikan di Desember 2015 maka indeks dolar index akan terpicu untuk tetap kuat.
Sementara itu kemarin, Bank Indonesia menetapkan BI Rate tetap di 7,50% walaupun BI puas terhadap defisit neraca transaksi berjalan yang menipis, dan inflasi yang diperkirakan terus turun mendekati target BI.
“Kekhawatiran terhadap kenaikan FFR (Fed Rate) target yang sempat mereda di RDG sebelumnya mulai bangkit lagi, terlihat dari BI yang menyebutkan kemungkinan kenaikan FFR target dalam waktu dekat,” kata Rangga.
Tetapi, ujarnya, pelonggaran moneter tetap dilakukan dengan memangkas GWM (giro wajib minimum) primer sebesar 50 bps, yang ditujukan mendorong pertumbuhan kredit. Walaupun sepertinya dampakanya tidak akan sebesar pemangkasan BI Rate.