Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Selasa (17/11/2015) masih dibayangi tekanan global.
“Hari ini rupiah berpeluang menjaga sentimen pelemahannya terhadap dolar,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Selasa (17/11/2015).
Rupiah melemah hingga kemarin, mengikuti sentimen penguatan dolar di pasar uang Asia. Pelemahan rupiah juga sejalan dengan aksi jual di IHSG dan pasar SUN.
“Besarnya surplus perdagangan Oktober 2015 gagal memberikan sentimen penguatan terhadap rupiah, karena surplus tersebut justru menandakan perlambatan ekonomi yang masih berlangsung di awal kuartal IV/2015,” kata Rangga.
Bersama dengan inflasi yang diperkirakan terus menurun hingga akhir tahun, ujarnya, perlambatan ekonomi telah meningkatkan harapan pemangkasan BI Rate yang akan diumumkan setelah rapat dewan gubernur Bank Indonesia sore ini.
“Akan tetapi, gejolak eksternal yang melemahkan rupiah biasanya mencegah BI untuk segera memangkas BI Rate,” kata Rangga.
Menyusul serangan udara militer Prancis ke sentra pasukan ISIS, harga minyak mentah kembali naik kali ini lebih dari 2% hingga malam tadi.
Sementara itu, indeks dolar berhasil naik setelah angka empire manufacturing AS membaik.
Euro masih tertekan, ujarnya, terbebani situasi keamanan yang memburuk di Prancis walaupun angka inflasi Oktober 2015 menunjukkan sedikit perbaikan.
“Perhatian investor global dipastikan beralih perlahan terhadap FOMC Minutes meeting yang akan datang pada Kamis dini hari,” kata Rangga.
Rincian yang menunjukkan sentimen hawkish oleh the Fed, ujarnya, akan menjadi alasan tambahan bagi dolar untuk melanjutkan penguatannya.
“Malam ini ditunggu inflasi AS yang diperkirakan membaik,” kata Rangga.