Bisnis.com, JAKARTA—Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (16/11/2015) tertekan.
“Rupiah berpeluang mempertahankan sentimen pelemahannya pada hari ini,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Senin (16/11/2015).
Rangga mengatakan setelah pengeboman dan penembakan di Paris, euro langsung melemah, sehingga membuat idneks dolar terkesan menguat.
Di samping itu, ujarnya, harga minyak mentah yang sempat turun setelah serangan tersebut, tapi disusul serangan udara Prancis ke Syria sebagai aksi balasan, mendorong penguatan tajam.
Penguatan indeks dolar memang menunjukkan dominasi pelemahan euro, karena mayoritas data ekonomi AS seperti inflasi produsen justru tidak menunjukkan dukungan terhadap harapan kenaikan suku bunga acuan AS di Desember 2015.
Dari dalam negeri, rupiah justru melemah pada perdagangan Jumat mengikuti pelemahan kurs Asia terhadap dolar.
Bahkan setelah defisit neraca transaksi berjalan diumumkan kembali menipis, rupiah tidak juga mendapatkan sentimen positif.
“Siang ini (pk. 11.00 WIB) ditunggu neraca perdagangan Oktober 2015 yang diperkirakan menipis surplusnya ke kisaran US$300 juta. Fokus selanjutnya akan beralih perlahan ke pengumuman BI Rate pada Selasa (17/11/2015),” kata Rangga.