Bisnis.com, JAKARTA— Samuel Sekuritas Indonesia memprediksi nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Rabu (11/11/2015) akan merespons data ekonomi China.
“Hari ini tekanan terhadap rupiah berpeluang kembali walaupun baiknya data Tiongkok pagi ini bisa membawa optimisme,” kata Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta dalam risetnya yang diterima hari ini, Rabu (11/11/2015).
Dikemukakan tren penguatan indeks dolar kembali , merespons harapan kenaikan suku bunga AS pada Desember 2015, yang menurut survei Bloomberg telah meningkat peluangnya dari 40% menjadi 70%.
“Harapan kenaikan bunga AS masih tinggi, dolar menguat lagi,” kata Rangga.
Akan tetapi, ujarnya, saat ini petunjuk atas peluang kenaikan suku bunga AS masih tetapi ditunggu melalui pengumuman data AS.
“Malam tadi inflasi barang impor AS beranjak sedikit dari zona negatif menunjukkan tekanan deflasi yang berkurang. Pagi ini penting ditunggu penjualan ritel Tiongkok yang diperkirakan membaik,” kata Rangga.
Dari dalam negeri, Jibor masih naik, dan rupiah relatif stabil.
Rangga mengatakan rupiah secara umum masih berada di tren mendatar di tengah penguatan dolar di pasar global, menandakan faktor internal mulai mengambil peran lebih untuk menahan guncangan eksternal.
Di tengah harapan pemangkasan BI Rate suku bunga jangka pendek antarbank, masih menunjukkan tren kenaikan.
Dengan penurunan cadangan devisa yang konsisten, itu menunjukkan adanya usaha BI menjaga stabilitas rupiah.