Bisnis.com, JAKARTA – PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. berencana meningkatkan nilai aset anak usahanya, dua di antaranya PT Sigma Cipta Caraka dan PT Dayamitra Telekomunikasi.
PT Sigma Cipta Caraka bergerak di bisnis jasa teknologi informatika, dikuasai penuh oleh perseroan. Per 30 September 2015, jumlah aset sebelum eliminasi sebesar Rp2,86 triliun, naik 13,72% dari posisi akhir tahun lalu.
Adapun, PT Dayamitra Telekomunikasi bergerak di bisnis menara telekomunikasi. Anak usaha yang 100% dimiliki perseroan itu mempunya jumlah aset sebelum eliminasi sebesar 8,74 triliun per 30 September 2015, merosiot 1,09% dari posisi 31 Desember 2014.
Indra Utoyo, Direktur Innovation and Strategic Portfolio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., mengatakan perseroan sudah memiliki daftar anak usaha yang akan ditingkatkan nilai asetnya (unlock value). Jalur itu akan ditempuh pada 2016 untuk satu anak usahanya.
Cara emiten jasa telekomunikasi berkode saham TLKM itu untuk unlock value bisa bermacam-macam, seperti penawaran umum perdana (initial public offering/ IPO) saham dan menyuntik modal baru ke anak usaha, dan mencari mitra strategis untuk anak usaha.
“Kami ingin aset-aset yang potensial bagusnya untuk unlock, supaya sesuai dengan industrinya,” kata Indra, Senin, (9/11/2015).
Menurutnya, salah satu tolok ukur perseroan menentukan anak usaha yang bisa ditingkatkan nilai asetnya adalah multiple EBITDA yang tinggi dan bertumbuh pesat di industrinya. Misal, bisnis pusat data (data centre) dan bisnis menara. Beberapa anak usaha di bawah bisnis jasa teknologi dan informasi juga memiliki kinerja dan aset yang bagus sehingga bisa ditingkatkan nilai asetnya.
Indra menjelaskan proses perseroan untuk meningkatkan nilai aset seharusnya bisa terwujud tahun ini. Perseroan tadinya berencana meningkatkan nilai aset PT Administrasi Medika, anak usaha yang dikuasai 75% sahamnya oleh TLKM. Namun, rencana itu ditunda.
Sebelumnya, TLKM akan meningkatkan nilai aset Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) lewat tukar saham dengan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG). Proses yang berlangsung lebih dari satu tahun itu akhirnya kandas karena ada hal yang tidak bisa dipenuhi.
“Kami masih punya opsi lain untuk unlock value aset menara, tapi belum bisa saya sebutkan konkretnya bagaimana,” ucap Indra.
Dalam waktu dekat, perseroan akan menuntaskan akuisisi penuh AP Teleguam Holding Inc. di Guam. Saat ini perseroan masih menanti persetujuan dari US Federal Communications Commision. Honesti Basyir, Direktur Wholesale & International Service PT Telekomunikasi Indonesia Tbk., mengatakankemungkinan akuisisi rampung pada kuartal I/2016.
Indra masih enggan menyebut besaran akuisisi. Yang pasti, sumber dana akuisisi sudah disiapkan perseroan.